bakabar.com, RANTAU – Turnamen Sepakbola Bupati Cup 2025 resmi digelar di Lapangan Simpang Lima, Desa Salam Babaris, Tapin. Namun dipastikan klub langganan juara Parigi FC absen
Pertandingan perdana dijadwalkan 10 Juli 2025 mendatang pukul 16.00 Wita. Sebanyak 31 tim dari berbagai daerah siap bertanding memperebutkan trofi bergengsi ini.
Namun terselip catatan penting, lantaran Parigi Putra FC dipastikan absen. Padahal klub ini dikenal sebagai langganan juara dan salah satu kekuatan utama di Piala Ketua DPRD sebelumnya.
Ketua Pelaksana Turnamen Bupati Cup 2025, Andik Pribadi, menjelaskan bahwa sistem pertandingan menggunakan format sistem gugur dengan total hadiah Rp85 juta berupa trofi dan uang pembinaan
Meski menjadi ajang perdana Bupati Cup, Andik menyebut bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh usai turnamen berlangsung.
Terkait situasi Parigi Putra FC, Andik mengungkapkan keputusan diambil bukan tanpa dasar. Andik menyebut kekhawatiran beberapa klub peserta terhadap potensi keributan yang bisa muncul, seandainya Parigi Putra FC tampil.
"Bahkan pemain mereka pun ditakuti jika disewa oleh tim lain. Dalam beberapa event sebelumnya, kehadiran Parigi FC seringkali memicu gesekan," jelas Andik.
Contohnya turnamen terakhir di Haruban, Kecamatan Binuang. Panitia sudah membatasi jumlah pemain dari Parigi FC hanya 2 hingga 3 orang, tetapi tetap saja kehadiran mereka memunculkan potensi konflik.
Andik menegaskan keputusan tersebut bukan semata-mata dari panitia, melainkan berdasarkan masukan sejumlah tim dan pertimbangan demi menjaga kondusivitas turnamen, terlebih ajang ini membawa nama Bupati Tapin.
Sebelum keputusan final diambil, Parigi FC sempat mengajukan surat pernyataan yang ditandatangani empat kepala desa sebagai bentuk jaminan bahwa mereka akan bermain secara profesional, dan siap menerima sanksi apabila terjadi pelanggaran.
"Namun tetap saja beberapa klub lain yang menyatakan tidak akan ikut, kalau Parigi FC dilibatkan," tukas Andik.
Meski begitu, panitia membuka ruang untuk Parigi FC agar dapat erpartisipasi di turnamen-turnamen berikutnya, selama ada evaluasi menyeluruh dan jaminan komitmen kuat dari seluruh pihak terkait.

Di sisi lain, Manajer Parigi Putra FC, Asmuni, menyatakan kekecewaannya atas keputusan panitia. Ia merasa timnya diperlakukan tidak adil, padahal telah menunjukkan itikad baik.
"Kami juga warga Tapin. Kami tidak mengerti kenapa tim kami di-blacklist. Padahal kami sudah membawa surat pernyataan dari empat kepala desa," tegasnya.
Asmuni menambahkan, Desa Parigi selama ini dikenal sebagai penghasil bibit unggul atlet sepakbola yang kerap memperkuat Tapin. Dikhawatirkan keputusan ini justru mematikan semangat para pemain muda.
"Bagaimana kami bisa menjelaskan kepada atlet-atlet junior, jika senior mereka saja tidak diberi kesempatan bertanding?" imbuh Asmuni dengan nada kecewa.
Hal senada disampaikan Sarbaini atau Abay. Striker Parigi Putra FC ini merasa mereka tidak hanya klub yang dikucilkan, tetapi seluruh pemain asal Parigi juga dilarang membela klub lain.
"Padahal saya siap tampil profesional dan menjunjung tinggi sportivitas. Tapi kesempatan itu pun tidak diberikan," beber Abay.
"Malah ada kabupaten tetangga yang mengikuti turnamen itu, sedangkan kami asli warga Tapin tidak diikutsertakan," lanjutnya.
Menanggapi polemik tersebut, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Tapin, Eko Haryono, menyatakan bahwa keputusan tersebut sepenuhnya merupakan kebijakan teknis panitia pelaksana.
"Dispora hanya sebagai fasilitator. Kebijakan teknis dan lain-lain menjadi kewenangan panitia," tutupnya.