Pemkab Barito Kuala

Pamsimas Berakhir 2020, IPAB Jejangkit Timur Bisa Menjadi Pengganti

apahabar.com, MARABAHAN – Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sudah memasuki tahap III. Begitu…

Featured-Image
Bupati Barito Kuala, Hj Noormiliyani AS, mengikuti workshop dukungan eksekutif dan legislatif dalam rangka meningkatkan komitmen daerah untuk keberlanjutan Pamsimas III di Bandung. Foto-Humpro Setda Batola

bakabar.com, MARABAHAN – Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) sudah memasuki tahap III. Begitu program ini berakhir pada 2020, Barito Kuala sudah memiliki teknologi pengganti.

Pamsimas memang telah menjadi salah satu program andalan nasional untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi.

Program Pamsimas I dimulai 2008 sampai 2012, dilanjutkan Pamsimas II sejak 2013 hingga 2015. Hasilnya warga 12.000 desa yang tersebar di 233 kabupaten/kota sudah dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi.

Untuk terus meningkatkan akses penduduk perdesaan dan pinggiran kabupaten, Pamsimas II dilanjutkan mulai 2016 sampai 2019.

Sekarang Pamsimas sudah memasuki tahap ketiga yang dilaksanakan hingga 2020. Program ini menyasar 15.000 desa baru, serta mengelola keberlanjutan program di hampir 27.000 desa peserta Pamsimas sebelumnya.

Demi kelancaran program tersebut di Batola, Bupati Hj Noormiliyani AS mengikuti workshop dukungan eksekutif dan legislatif dalam rangka meningkatkan komitmen daerah untuk keberlanjutan Pamsimas III di Bandung.

Workshop yang berakhir, Kamis (21/11) malam ini, juga diikuti Kepala Bappelitbang Batola, Zulkifli Yadi Noor, serta Kepala Dinas PUPR Saberi Thanoor.

Komitmen yang diharapkan Pemerintah Pusat itu sendiri sejalan dengan target Noormiliyani. Bupati wanita pertama di Kalimantan Selatan ini menginginkan semua desa menikmati fasilitas air bersih.

“Sekarang Pamsimas sudah mencakup 122 desar dari total 201 desa di Batola. Sebagian lain sudah dilayani PDAM, sedangkan beberapa desa lain masih diusahakan,” ungkap Noormiliyani.

“Mengingat Pamsimas berakhir 2020, bukan berarti Batola tinggal diam. Sudah terdapat teknologi pembersih air dari Desa Jejangkit Timur untuk dikembangkan di desa-desa yang belum mendapatkan pelayanan air bersih,” imbuhnya.

Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB) di Jejangkit Timur dicetuskan Muamar yang notabene kepala desa setempat sejak 2016. Dari air asam berwarna kemerahan, berhasil diolah menjadi layak minum dengan ph 7,32.

Desa Sampurna yang berdekatan dengan Jejangkit Timur dan belum dijamah jaringan PDAM, juga menerapkan instalasi serupa.

Tidak cuma desa-desa di Jejangkit, sejumlah desa di Banjar, Tapin, Tabalong dan bahkan dari Kalimantan Timur, pernah menggunakan jasa Muammar untuk pengembangan instalasi serupa di daerah mereka.

“Seiring keberhasilan yang sudah ditunjukkan, warga Batola juga harus menghargai teknologi yang dihasilkan orang Batola sendiri,” tandas Noormiliyani.

Baca Juga: Urai Kemacetan, Dishub Banjarmasin Tutup U-Turn Depan SMK 4

Baca Juga: Meski Lepas Target, Reforma Agraria Batola Paling Aktif

Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Puja Mandela



Komentar
Banner
Banner