bakabar.com, JAKARTA - Pertemuan Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Jokowi ditengarai bakal menentukan nasib Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 dan membujuk Jokowi membatalkan reshufle menteri dari NasDem.
"NasDem mengusung Anies capres diserang dan dikerjai, akan direshuffle, termasuk perubahan sikap NasDem, apakah konsisten usung atau balik arah meninggalkan Anies," kata Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin kepada bakabar.com, Jumat (27/1).
Pertemuan Paloh dengan Jokowi juga sebagai tindaklanjut dari perjumpaan Luhut Binsar Panjaitan di Eropa. Untuk itu, Paloh ingin kembali membuka ruang komunikasi dengan Jokowi di tengah terpaan isu keretakan hubungan usai deklarasi pencapresan Anies Baswedan.
"Pertemuan ini menandakan Paloh ingin membuka komunikasi dengan Jokowi, pasca deklarasi Anies membuat Jokowi tak berkenan, marah, maka ujung dari itu Menteri dari NasDem akan direshuffle," ujarnya.
"Upaya NasDem mendekat ke Jokowi dengan cara beberapa waktu lalu ketemu Luhut menandakan Luhut jadi jembatan Jokowi," sambung dia.
Sementara, Ujang menganggap Jokowi semula enggan menemui Surya Paloh karena bersebrangan pandangan terkait pencalonan Anies. Sebab, ia menilai Jokowi meng-endorse pencalonan Ganjar Pranowo.
"Jokowi tak ingin ditemui Surya Paloh, NasDem awalnya ingin membuka komunikasi dengan Jokowi. Ini berbahaya bagi Anies, bisa saja tidak dicapreskan NasDem," ungkap dia.
Untuk itu, pertemuan Paloh dengan Jokowi akan mendiskusikan tentang nasib Anies untuk diteruskan sebagai kandidat presiden atau dihentikan.
"Surya Paloh izin ke Jokowi akan melanjutkan pencapresan Anies atau jalan terus, tapi risikonya berlawanan Jokowi. Skenario bisa jadi kedua tokoh itu tidak memiliki persepsi yang sama soal capres, saat ini Jokowi ke Ganjar, Paloh ke Anies. Itu yang harus disamakan," jelasnya.
"Ini pendekatan Paloh ke Jokowi hanya persoalan komunikasi yang sempat rusak, yang jelas NasDem dukung Anies," pungkasnya.