Istri Herlan sengaja mendatangi Didi berharap ia bisa menasihati suaminya.
Didi lantas coba menenangkan Herlan yang tampak di bawah pengaruh minuman beralkohol.
Wajar, Didi sudah menganggap Herlan seperti kakaknya sendiri.
"Makanya dinasihati," ujar Yayar. "Bawa bersabar. Malu dilihat orang," sambung Yayar menirukan perkataan mendiang adiknya itu kepada Herlan.
Namun naas, diam-diam Herlan diduga tersinggung oleh ucapan itu.
Tak disangka, ia menebas leher Didi yang lengah dalam kondisi setengah lumpuh akibat kecelakaan lalu lintas beberapa tahun silam.
"Herlan itu dalam kondisi mabuk. Kalau dia lagi marah, bawaannya selalu parang," ujar Yayar.
Didi beberapa tahun lalu mengalami kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan itu meninggalkan cedera di bagian pinggang dan leher. Jika ingin menoleh, maka Didi harus membalikkan pula badannya.
"Ia tahun lalu habis ditabrak mobil dan kendaraan. Tapi yang namanya orang baik, ia tak pernah mau menuntut," ujar Yayar.
Mendiang Didi meninggalkan anak berusia 9 tahun dan seorang istri. Kini mereka semua berkumpul di rumah orang tua Didi.
"Semuanya bersama kami. Yang namanya tanggung jawab, kata abah biar bersama kami saja. Biar kita kumpul bersama," pungkas Yayar.
Selama hidup, Didi juga dikenal pribadi yang dermawan. Meski hanya mengandalkan hidup dari memelihara ayam, ia sering membantu Herlan yang kerap meminta beras, bawang, sayur mayur bahkan uang tambahan untuk membeli alkohol.
"Adik saya ini tak bekerja, karena memang tidak bisa bekerja. Kalau pelaku masih gagah, masih bisa bekerja. Kadang jadi buruh bangunan, kadang naik pohon kelapa untuk dijual," pungkas Yayar.
Usai mendengar anaknya terbunuh, kondisi kesehatan ibunda Didi terus menurun.
"Mama agak mendingan sudah. Bisa makan sedikit-sedikit. Yang namanya darah tinggi jadi efeknya tangan sama kakinya lemah (stroke ringan). Ya mudah-mudahan mama sehat seperti sediakala," ujar Yayar.
Sampai hari ini, ibunda masih tak menyangka Didi pergi dengan cara tragis. Ia belum menerima kematian anak keduanya itu.
"Sambil diberi pencerahan. Yang namanya juga takdir adik meninggalnya seperti itu. Ya diikhlaskan saja saya bilang, biar dia tenang di alam sana. Tapi mama masih tak bisa mengikhlaskan perbuatan pelaku," ujarnya.