bakabar.com, JAKARTA– Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) melalui Direktur Transformasi Hijau, Agus Gunawan mengajak kementerian dan lembaga untuk menerapkan prinsip smart water and smart wastewater management untuk ibu Kota negara (IKN) Nusantara melalui kegiatan Focus Group Discussion pada Jumat (21/7).
Rencana penerapan kedua fitur itu termuat dalam konsep smart city yang sedang disusun oleh Kedeputian Transformasi Hijau dan Digital OIKN.
Agus menyampaikan penerapan teknologi untuk mendukung smart water & smart wastewater management bisa didukung dengan integrasi supervisory control and data acquisition (SCADA) pada perencanaan bangunan air yang ada, baik untuk mengecek kualitas dan kuantitas air.
Pada kesempatan ini, Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Prof. Mohammed Ali Berawi menitikberatkan pentingnya penerapan smart water dan smartwaste water management untuk mendukung target IKN sebagai kota yang sirkuler dan tangguh serta nyaman dan efisien melalui teknologi.
Baca Juga: Bahas Peluang Infrastruktur Kereta Api di IKN, Menhub bertemu CRIC
Penerapan kedua fitur itu meliputi berbagai pendekatan pintar, seperti penerapan teknologi internet of things (IoT), sensor pintar, dan analisis data yang canggih untuk mendukung air minum layak dan aman di IKN Nusantara.
Sementara itu, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya menjelaskan bahwa dalam rencana yang mereka susun, sudah terdapat skema SCADA.
Nantinya SCADA akan dipasang pada Bendungan Sepaku Semoi dan Intake Sepaku yang bertugas menyediakan air baku serta air minum untuk wilayah IKN dan Balikpapan. SCADA akan terintegrasi dengan command center untuk tujuan aktivitas pemantauan terpusat.
Baca Juga: Proposal Rusun ASN IKN, PUPR: Ada Dua Konsorsium dalam Tahap Evaluasi
Sebagai tanggapan dari rencana tersebut, pihak PDAM Provinsi Kaltim menyatakan kesiapannya dalam penyediaan air minum, termasuk untuk menyuplai wilayah penyangga di sekitar IKN dan Balikpapan.
Sementara itu, pihak KLHK melalui P3E Kalimantan mengungkapkan perencanaan penyediaan air baku perlu mempertimbangkan soal kualitas dan kuantitasnya dalam skala DAS (daerah aliran sungai).
Untuk pembahasan mengenai air limbah, pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur menjelaskan telah disusun kajian mengenai sebaran pencemar di Teluk Balikpapan. Selain itu telah dilakukan sampling rutin kualitas air di badan air, khususnya di wilayah Sepaku melalui uji laboratorium.
Baca Juga: Menakar Peluang Tapin sebagai Kawasan Lumbung Pangan IKN
Khusus terkait perencanaan pengelolaan air limbah untuk skala IKN, pihak Kementerian PUPR melalui Direktorat Sanitasi menegaskan tentang penerapan teknologi SCADA sudah termasuk ke dalam paket pekerjaan IPAL (instalasi pengelolaan air limbah) 1, 2, dan 3.
Hasil pengelolaan air limbah dari IPAL yang berupa lumpur nantinya akan disalurkan ke TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) untuk pengolahan lebih lanjut.
Kegiatan focus group discussion itu ditutup dengan kesimpulan tentang perlunya integrasi perencanaan teknologi dari berbagai instansi yang terlibat dalam penyediaan air baku serta air minum di IKN dan wilayah penyangga sekitar IKN. Selain itu diperlukan pengelolaan air limbah yang bebas dari bahan kimia berbahaya sebelum dikembalikan ke badan air.