Fenomena Gerhana Matahari

Observatorium Assalam Solo Gelar Nobar Gerhana Matahari Hibrida

Fenomena langka, gerhana matahari hibrid kembali terjadi di Indonesia, Kamis, (20/04) siang.

Featured-Image
Salah satu warga melihat gerhana matahari menggunakan kacamata matahari. Foto : apahabar.com/Fernando

bakabar.com, SOLO - Fenomena langka, gerhana matahari hibrid kembali terjadi di Indonesia, Kamis, (20/04) siang.

Menurut Kepala Pusat Astronomi Assalam, Sugeng Riadi, disebut gerhana matahari hibrid karena ada 2 fenomena sekaligus. Gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin.

Untuk di kawasan Solo Raya dan Jawa Tengah sendiri kisaran matahari yang tertutup bulan hanya dapat terlihat sekitar 50 persen lebih.

Sugeng Riadi mengamati gerhana matahari menggunakan teleskop. Foto : bakabar.com /Fernando
Sugeng Riadi mengamati gerhana matahari menggunakan teleskop. (Foto: bakabar.com/Fernando)

Dari pantauan gerhana matahari hibrid sudah mulai tampak tertutup bulan pada pukul 09.27 WIB. Matahari yang berwarna kuning mulai sedikit demi sedikit tertutup sebuah warna hitam yang tidak lain adalah bulan.

"Gerhana matahari total terjadi pukul 10.50. Secara perhitungan gerhana akan berakhir pukul 12.17. Kita akan potret juga untuk membuktikan akurasi perhitungan," ungkap Sugeng Riadi.

Baca Juga: Penumpukan Arus Lalu Lintas Terjadi di Beberapa Titik Kota Solo

Sugeng menyebut fenomena gerhana matahari ini secara visual terjadi setiap tahunnya. Hanya saja berpindah-pindah tempat.

"Contoh 2023 ini melewati Indonesia Australia dan Timor Leste. Tahun depan gerhana matahari total akan lewat di Amerika. Kemudian 2025 di amerika 2028 di Australia. Di Solo itu terakhir gerhana matahari total terjadi pada tahun 1983 dan akan terjadi lagi tahun 2252," terangnya.

Momen fenomena langka inipun dimanfaatkan para ustaz dan santri di pondok pesantren Assalam untuk menyaksikan gerhana matahari ini dengan menggunakan teleskop dan juga kacamata matahari yang diproduksi sendiri.

Editor
Komentar
Banner
Banner