bakabar.com, BANJARBARU - Badan Pusat Statistik Kalsel merilis nilai ekspor dan impor selama Januari 2023. Dalam rilisnya nilai ekspor naik 1,11 persen, sementara impor turun 48,51 persen.
Data BPS menunjukkan ekspor Kalsel pada bulan itu tercatat USD1,37 miliar, sementara nilai impor mencapai USD91,39 juta.
Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, mengungkapkan bahan bakar mineral paling banyak menyumbang nilai ekspor yakni mencapai USD1,25 miliar.
Nilai ini naik 6,42 persen dibanding Desember 2022 yang hanya USD1,18 miliar. Pada urutan kedua ada kelompok lemak dan minyak hewani dan nabati yang menyumbang ekspor USD78,57 juta.
"Nilainya turun 31,15 persen dibanding bulan sebelumnya, sebesar USD114,12 juta," ujar Martin.
Baca Juga: Bangun Tribun Terbuka Stadion 17 Mei, Dinas PUPR Kalsel: Akhir Tahun Selesai
Kemudian, di urutan ketiga ada kelompok kayu dan barang dari kayu dengan nilai ekspor USD10,86 juta. Angka ini turun 14,94 persen dibandingkan Desember 2022.
Barang terbesar keempat penyumbang ekspor yakni kelompok karet dan barang dari karet sebesar USD10,16 juta. Angka ini naik 15,50 persen.
Di urutan kelima, ada kelompok berbagai produk kimia. Nilainya USD8,83 juta, naik 25,73 persen dibandingkan Desember 2022.
Jika dilihat dari negara tujuan utama, Tiongkok menjadi yang terbesar dengan nilai ekspor USD499,52 juta. Nilai ini, kata dia, mengalami penurunan 12,91 persen dibanding bulan sebelumnya yang mencapai USD573,57 juta.
Kemudian, Jepang menjadi tujuan ekspor berikutnya dengan nilai USD198,59 juta yang mengalami kenaikan sebesar 71,55 persen.
Berada di urutan ketiga, ekspor ke Korea Selatan sebesar USD145,63 juta. Angkanya naik 106,46 persen.
"Selanjutnya, urutan keempat dan kelima, ekspor ke Filipina dengan nilai USD116,48 juta serta ke Malaysia USD99,56 juta," imbuhnya.
Baca Juga: Tabrak Truk Galam, Perempuan Muda Asal Tapin Tewas di Handil Bakti Batola
Untuk perkembangan impor, kelompok barang yang mempunyai nilai tertinggi masih berasal dari kelompok bahan bakar mineral dengan nilai USD68,35 juta.
Nilai itu diikuti kelompok kapal, perahu dan struktur terapung USD14,55 juta; kelompok mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, USD4,58 juta; kelompok kendaraan dan bagiannya, USD926,89 ribu; serta kelompok barang dari batu, semen, asbes atau mika sebesar USD839,72 ribu.
Menurut negara asal, Martin menyampaikan impor tertinggi berasal dari Korea Selatan dengan nilai USD33,84 juta, turun 68,70 persen dibandingkan Desember 2022.
Nilai itu diikuti impor dari Singapura yang mencapai USD23,97 juta. Lalu, impor dari Singapura sebesar USD20,23 juta dan dari Jepang, USD14,57 juta.
Dari data-data nilai eskpor dan impor, Martin menjelaskan neraca perdagangan ekspor impor Kalsel, Januari 2023 menunjukkan tren positif yaitu surplus sebesar USD1,27 miliar.
"Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan neraca perdagangan ekspor impor Desember 2022 lalu yang surplus USD1,17 miliar," tuturnya.
Naiknya ekspor dan turunnya impor ini juga dibenarkan Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani.
Menurutnya, naiknya ekspor ini sesuai dengan meningkatnya permintaan dari luar. "Penjualan batu bara dan sawit ke luar negeri masih berpeluang naik," katanya.