LIFESTYLE

Nikita Mirzani Sempat Bilang Ingin Punya Anak Blasteran, Kenapa?

Jauh sebelum menjalin hubungan dengan Toni, Nikita pernah mengungkapkan keinginannya untuk memiliki keturunan berdarah blasteran

Featured-Image
Nikita Mirzani sempat bilang ingin punya anak blasteran. Foto-net

bakabar.com, JAKARTA – Nikita Mirzani kembali menjadi buah bibir di jagat maya setelah berseteru dengan Antonio Dedola. Pertengkaran itu kian memanas karena keduanya saling melempar pembelaan melalui media sosial masing-masing.

Padahal, beberapa bulan sebelumnya, Nikita dan Toni baru saja menunjukkan keseriusan untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Momen itu bahkan diabadikan dalam unggahan media sosial.

“Kemarin adalah momen yang tidak akan terlupakan dalam hidupku, tidak hanya karena aku merayakan ulang tahun ke-33, tapi karena aku baru saja melamar wanita paling cantik,” tulis pria asal Jerman itu pada April lalu, dikutip Kamis (4/5).

Warganet lantas membanjiri unggahan tersebut dengan ucapan selamat. Malahan, tak sedikit yang mendoakan agar keduanya segera diberi momongan. Nikita pun mengamininya dengan menuliskan di kolom komentar, “Doain emang pengen punya anak cewe.”

Sempat Bilang Ingin Punya Anak Blasteran

Jauh sebelum menjalin hubungan dengan Toni, Nikita pernah mengungkapkan keinginannya untuk memiliki keturunan berdarah blasteran. Dia mengaku sudah lama mendambakan anak dengan bola mata berwarna biru atau hijau.

“(Calon ayahnya) orang ganteng lah. Harus bule. Ya walau semua anak yang lahir dari gue akan bibit bagus, tapi gue pengin anak matanya biru atau ijo aja,” ujarnya pada September 2020 lalu.

Untuk mewujudkan impian itu, Nikita bahkan tak segan kalau mesti melanggar norma sosial di Indonesia. Dia tidak mempermasalahkan jika hubungannya hanya sebatas “kumpul kebo”, dan siap menerima cibiran dari publik.

“Dari kemarin kan (punya anak) juga tanpa suami. Bedanya kemarin-kemarin nikah, sekarang nggak pakai nikah. Banyak kok yang nggak nikah tapi hidupnya tentram-tentram aja,” dalihnya.

Fenomena Obsesi Blasteran, Bukti Belum ‘Move On’ dari Penjajahan

Nikita sebenarnya bukanlah satu-satunya wanita Indonesia yang mendambakan anak berdarah blasteran. Bahkan, tak sedikit orang yang terobsesi untuk menikahi warga negara asing dengan harapan bisa ‘memperbaiki’ keturunan.

Sejatinya pula, tak ada yang salah dengan keinginan memiliki anak blasteran, mengingat preferensi tiap orang berbeda. Namun, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (UNAIR), Diah Ariani Arimbi, menilai itu sebagai bentuk belum ‘move on’ dari kolonialisme.

Menurutnya, ambisi untuk memperoleh keturunan blasteran merupakan pengaruh pasca-kolonialisme. Penjajah yang kala itu berkuasa, menyuburkan anggapan bahwa kulit putih menandakan status sosial yang tinggi.

“Para penjajah barat yang berkuasa mengubah tatanan sosial dengan paham the construction of whiteness, di mana kulit putih memiliki kelas sosial yang lebih superior daripada ras lainnya,” ujar Diah, dikutip dari laman unair.ac.id.

Langgengnya konstruksi pada masyarakat modern kini, sambung Diah, membawa dampak bagi seseorang yang ingin mendapat keturunan blasteran. Pernikahan dengan WNA pun jadi pilihan termudah untuk mewujudkannya.

Secara historis, pada zaman penjajahan, ras kaukasoid dianggap sebagai musuh karena perawakannya seperti penjajah yang kerap disamakan sebagai objek negatif. Namun kini, mereka justru mendapat glorifikasi dan menjadi pusat perhatian.

Diah mengatakan fenomena terobsesi dengan blasteran, sejatinya, tak cuma mengakar di tatanan sosial Indonesia. Melainkan, juga beberapa ras lain yang notabene pernah dijajah bangsa kulit putih.

Editor


Komentar
Banner
Banner