bakabar.com, JAKARTA - Girl group K-pop, NewJeans belakangan ini menuai hujatan dari warganet Cina. Sebabnya, mereka mempromosikan kertas Hanji – kertas tradisional Korea – dalam sebuah video.
Grup besutan ADOR itu muncul dalam video promosi Hanji yang digelar oleh Korea Craft and Design Foundation. Melalui video berdurasi 13 menit itu, kelima anggota NewJeans berbicara tentang ciri khas Hanji sekaligus mencoba membuatnya.
Warganet Cina menilai apa yang dikatakan dalam video tersebut sebagai ‘perampasan budaya.’ Mereka mengeklaim bahwa orang Korea sedang mencoba ‘mencuri’ budaya tradisional Negeri Tirai Bambu, mengingat kertas memang pertama kali ditemukan di sana.
“Kalian orang Korea tidak pernah mempelajari sejarah dan karenanya memiliki pemahaman yang rendah tentangnya,” tulis salah seorang warganet. Akun lain menimpali, “Orang Korea sebelumnya mencuri simpul tradisional Cina, sekarang mencuri pembuatan kertas.”
Lantas, benarkah kertas Hanji bukan budaya asli Korea?
Dapat Pengakuan dari Penyair Cina Ternama
Kertas Hanji sendiri, faktanya, telah dikembangkan oleh orang Korea sejak 1.300 tahun silam. Bahan dasar untuk membuat kertas itu pun asli dari Negeri Ginseng, yakni kulit pohon murbei yang tumbuh di lereng gunung berbatu.
Kertas Hanji tak hanya dijadikan alas menulis, melainkan juga dipakai untuk menutupi jendela dan pintu.
Orang Korea, pada masa itu, memanfaatkan kertas berbahan serat murbei ini guna menjaga kamar tetap hangat dan melindunginya dari angin.
Memang sebegitu kuatnya kertas Hanji, sampai-sampai muncul istilah “paper last a thousand years, textiles last five hundred.” Kertas ini bahkan tahan hingga 1.000 tahun lamanya, kalau tetap dalam keadaan baik.
Bukan isapan jempol belaka, hal itu terlihat dari berbagai dokumen kuno yang terbuat dari Hanji. Meski telah berumur ribuan tahun, berkas tersebut masih dalam kondisi baik hingga sekarang.
Kelebihan kertas Hanji yang demikian pun mendapat pengakuan dari seorang penyair Cina, Sodongpa. Malahan, dia ingin mempublikasikan antologinya dengan kertas yang dihasilkan pada masa dinasti Goryeo.
Alasannya memilih kertas tersebut karena pada masa itu, Hanji memang terkenal sebagai salah satu produksi terbaik sepanjang sejarah Negeri Ginseng. Di atas kertas nan kuat itu, tinta hitam menjadi lebih menyebar dan merata.
Proses Pembuatan yang Rumit
Kualitas kertas Hanji yang demikian tentu diperoleh melalui tahapan yang tak mudah. Proses pembuatannya terbilang rumit dan lambat, sehingga eksistensinya pun kini tak semasif kertas modern.
Hanji dibuat dalam lembaran laminasi menggunakan metode we bal alias teknik pembentukan lembaran. Teknik ini memungkinkan untuk menghasilkan butiran multiarah.
Selain itu, proses pembuatan Hanji juga menggunakan dochim. Ini merupakan metode menumbuk lembaran hingga menjadi serat padat dan mengurangi tinta.
Adapun bahan penting untuk membuat kertas ini adalah lendir yang keluar dari akar Hibiscus manihot. Zat tersebut dipercaya dapat menguatkan serat dalam air.
Proses pembuatan selengkapnya bisa dipelajari di Korea Paper Museum, Jeonju. Pada bagian Hanji Reproduction Hall, pengunjung berkesempatan melihat sekaligus menyentuh bahan baku pembuatan kertas dan alat pembuatannya.
Mereka bakal mendengar penjelasan mengenai setiap langkah dari proses pembuatan kertas Hanji. Malahan, pengunjung juga diperbolehkan membuat kertas sendiri menggunakan teknik tradisional.