bakabar.com, JAKARTA – Dua ledakan berantai terjadi di Beirut, ibu kota Lebanon. 78 orang tewas, ribuannya lainnya luka-luka.
Satu korban luka dari ledakan di gudang bahan peledak itu itu adalah WNI.
Selain seorang WNI, banyak anggota TNI yang bertugas dalam misi perdamaian di Lebanon. Adakah korban dari TNI?
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (TMPP) TNI, Mayjen TNI Victor Simatupang memastikan 1.234 Anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL yang tengah bertugas di Lebanon seluruhnya selamat. Tidak ada satu pun anggota TNI yang menjadi korban insiden tersebut.
"Kondisi satgas dalam keadaan Aman," kata Victor saat dihubungi Jawapos.com, Rabu (5/8).
Kendati demikian, kerugian materiil berupa rusaknya 2 kendaraan operasional Kontingen Garuda.
Sementara, Kapal Satgas MTF yang sempat dikabarkan tengah bersandar di Pelabuhan Beirut diprediksi selamat.
"KRI Hasanuddin tidak menjadi korban karena sedang berada di Mersin, Turki dalam MTF (Maritime Task Force),” jelasnya.
Kontingen Garuda saat ini dilaporkan sudah ikut serta membantu proses evakuasi korban.
Armada dari Satgas Hospital Level 2 telah diberangkatkan ke Beirut dari Naquora.
"Sekarang sedang meluncur ke Beirut untuk membantu evakuasi," pungkasnya.
Sebelumnya, kantor berita resmi Lebanon NNA, mengatakan ledakan terjadi di daerah pelabuhan kota.
Di mana terdapat gudang-gudang yang menampung bahan peledak. Sumber keamanan ketiga mengatakan terdapat bahan kimia yang disimpan di daerah itu.
Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan, asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar.
Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.
Hingga berita ini diturunkan, sebanyak 78 orang dilaporkan tewas dan melukai hampir 4.000 orang. Ledakan ini mengirimkan gelombang kejut yang menghancurkan jendela-jendela, bangunan, dan mengguncang tanah di ibukota Lebanon.
Editor: Fariz Fadhillah