bakabar.com, JAKARTA - Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni menyebut deklarasi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tak diselubungi pengkhianatan.
Sahroni mengaku bahwa konfigurasi Anies-Imin merupakan hasil lobi politik, bukan dari pengkhianatan.
"Tidak ada (penghianat), kan normal lah politik kan berbeda pandangan berbeda lobi berproses itu kan berjalan sampai titik daftar capres-cawapres nanti, jadi semua itu masih dinamis," kata Sahroni di Bareskrim, Jakarta, Senin (4/9).
Baca Juga: NasDem Batal Laporkan SBY ke Bareskrim: Dilarang Surya Paloh!
Wakil Ketua Komisi III DPR RI menyebut dalam lanskap politik, upaya lobi dan komunikasi lazim dilakukan. Termasuk dalam memilih Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies Baswedan.
"Narasi yang diungkapkan oleh partai Demokrat sebenarnya bisa diredam dengan cara-cara politik yang lebih arif. Contoh, misalnya, Pak Surya disikat sana-sini kan enggak ada melawan dengan kapasitas bahasa keluar, misalnya, pembohongan, pengkhianat. Contoh lainnya belum jadi pemimpin saja sudah berkhianat," jelasnya.
Baca Juga: PKS Pastikan Tetap Satu Gerbong dengan Nasdem
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, kata dia, tak pernah memerintahkan kadernya melakukan manuver yang merugikan rival politiknya.
"NasDem itu Pak Surya, hatinya tidak ada punya jadi penghianat, tidak ada. Saya sebagai kader 10 tahun tidak pernah diperintahkan hal-hal jelek ke kader tidak pernah ada. Tidak pernah Pak Surya memerintahkan hal-hal negatif untuk lawan politiknya, beliau selalu ikhlas dan legawa apa yang terjadi dalam proses politik," jelasnya.
"Kita ingin bahwa ruang publik ini diberikan contoh narasi yang baik, contoh komunikasi yang cukup, jangan sampai membuat kubu-kubuan dan akhirnya keributan itu terus-terusan karena seorang AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) tidak jadi cawapres," pungkasnya.