bakabar.com, JAKARTA - Masyarakat diminta untuk mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang berpotensi besar terjadi ketika musim hujan.
"Meskipun sekarang demam dengue sering terjadi pada musim kemarau, namun penyakit itu berpotensi lebih besar terjadi saat musim hujan," kata Dokter Ahli Infeksi dan Penyakit Tropis Anak RSCM Jakarta Ari Prayitno dalam diskusi daring di Jakarta, dilansir Republika.co.id, Kamis (9/11/2023).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan secara umum akan terjadi pada bulan November 2023, namun tidak secara serentak di seluruh wilayah. Sementara itu, periode puncak musim hujan diprediksi terjadi di Januari dan Februari 2024.
Ari mengatakan masyarakat perlu mempersiapkan diri melakukan sejumlah langkah pencegahan demam berdarah dengue. Menurutnya, terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan, yakni virus dengue sendiri, kemudian nyamuk sebagai media penularan, serta orang yang ditulari, yakni manusia.
"Terkait virus dengue, pencegahan terbaik dapat dilakukan dengan metode biologis, yakni menanamkan bakteri ke dalam nyamuk tertentu yang disebut Wolbachia," ujarnya.
Sementara itu, pencegahan terhadap pertumbuhan nyamuk, lanjut Ari, bisa dilakukan dengan menerapkan 3M Plus, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur barang bekas, serta melakukan fogging atau pengasapan.
"Kalau nyamuk sebagai vektor bisa dicegah pertumbuhannya, bisa dibunuh dengan di-fogging, maka fungsi nyamuk dalam mengantarkan virusnya tidak bisa terjadi, artinya orang sehat tidak akan terancam terkena infeksi dengue," ucapnya.