EKBIS

Musim Durian, Perekonomian Masyarakat Desa Jemaras Kotim Makin Manis

Bulan Desember menjadi berkah bagi petani Durian di Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotim, Kalteng, karena telah memasuki musim panen durian.

Featured-Image
Sejumlah orang pengunjung menikmati durian di salah satu kebun durian di Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga. Belum lama ini. Foto: Istimewa

bakabar.com, SAMPIT - Bulan Desember menjadi berkah bagi petani Durian di Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, karena telah memasuki musim panen durian.

Durian Desa Jemaras, sangat terkenal di Kotim, meski bentuknya tidak begitu besar, namun rasanya yang manis dan legit menjadi kenikmatan tersendiri bagi siapa saja yang mencicipinya.

Kepala Desa Jemaras, Moju Betti Suheru mengakui perekonomian masyarakat setempat mengalami peningkatan saat musim buah durian.

"Alhamdulillah ini berkah tahunan masyarakat kami di sini ketika masuk musim durian. Selain itu pemasaran juga sangat mudah karena biasanya tengkulak datang sendiri ke kebun mulai dari jam 10.00 malam sampai pagi, mereka ke sini mengambil sendiri. Sebagian ada yang dibawa ke Sampit, sebagian dijual di pinggir jalan dan kadang ada pula yang membawa untuk dijual ke Kasongan hingga Palangka Raya," katanya, Kamis (19/12/2024).

Dirinya juga mengungkapkan, karena nilai jual buah durian cukup tinggi harganya, maka otomatis meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Heru menerangkan, untuk durian Desa Jemaras ada berbagai macam seperti durian otak udang dan durian mentega. Untuk durian mentega sendiri ada terbagi dalam beberapa jenis lagi.

"Memang ada perbedaan rasa durian khas Kecamatan Cempaga ini dibandingkan durian dari luar daerah. Terutama yang durian andalan kita adalah otak udang dan mentega ini karena rasanya terkenal legit dan tekstur buahnya juga sangat lembut," jelasnya.

Untuk durian otak udang sendiri memiliki ciri berduri pendek tajam dan rapat, sementara untuk durian mentega biasanya berduri tinggi, tajam dan renggang.

Perbedaan mendasar durian lokal dengan durian dari luar daerah tambahnya, terutama durian dari Kecamatan Cempaga biasanya buah masak langsung dari pohon. Sehingga yang dijual merupakan buah yang sudah jatuh dengan sendirinya karena sudah matang.

Sementara untuk durian dari luar daerah yang biasanya dijual di kota Sampit seperti jenis musang king menurutnya, meski durian sudah tua namun biasanya durian dipetik dari pohonnya dan dalam perjalanan untuk dijual di kota Sampit buah akan diberi karbit agar matang.

"Kalau buah matang dari pohonnya langsung biasanya lebih manis dan aroma khas duriannya juga lebih menyengat," ungkapnya.

Untuk mengoptimalkan potensi yang ada di desa jemaras ini khususnya buah durian, dirinya bersama Pemerintah Kabupaten merencanakan untuk melakukan pengembangan wisata buah durian.

"Nantinya areal perkebunan durian ini bisa kita kelola menjadi tempat wisata dengan menyediakan gazebo di sekitar kebun," bebernya

"Karena melihat potensi selama ini banyak sekali masyarakat yang berkunjung bahkan dari luar daerah untuk mencoba mencicipi kenikmatan durian khas Kecamatan Cempaga khususnya di Desa Jemaras," demikian Moju Betti Suheru.

Editor


Komentar
Banner
Banner