bakabar.com, SAMPIT - Tahapan seleksi Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, resmi memasuki babak krusial.
Setelah masa pengembalian berkas ditutup pada pukul 15.00 WIB, Senin (7/7/2025), dari 10 peserta yang mengambil formulir, tercatat hanya tiga bakal calon yang secara resmi mengembalikan formulir pencalonan. Mereka adalah Gahara, Alexius Esliter, dan Ahmad Sarwo Oboy.
Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan (TPP) KONI Kalteng, Saptaryo Kunindar, menyatakan pihaknya belum melakukan verifikasi kelengkapan berkas para calon.
"Hari ini kami hanya menerima secara kuantitatif. Verifikasi dan validasi baru dilakukan besok, untuk menentukan siapa yang lolos dan layak diundang ke Musorkablub," ujarnya.
Namun, fakta bahwa hanya tiga calon yang benar-benar mengembalikan berkas dari sepuluh yang mengambil formulir sebelumnya, menimbulkan sejumlah pertanyaan publik. Termasuk keputusan salah satu figur muda, Andre Rizky Agustian, yang memilih tidak melanjutkan pencalonan dan menyatakan bergabung mendukung kandidat lain.
“Visi saya sama dengan Oboy, jadi saya bergabung demi soliditas,” ujarnya singkat.
Dari sisi dukungan, ketiga calon mengklaim telah mengantongi lebih dari 30 persen rekomendasi dari cabang olahraga (cabor) yang menjadi syarat minimum pencalonan. Dari total 29 cabor yang memiliki hak suara, Gahara mengklaim mendapat dukungan dari 10 cabor, Alexius 12 cabor, dan Oboy 11 cabor.
Namun angka-angka ini belum dapat diverifikasi secara resmi oleh panitia. “Kita sepakati minimal 10 cabor sebagai batas bawah, jadi secara hitungan semuanya memenuhi syarat. Tapi tetap kita tunggu hasil verifikasi resmi,” tegas Saptaryo.
Menariknya, meski proses masih di tahap awal, masing-masing calon sudah menyuarakan visi besar. Gahara, misalnya, membawa semangat “KONI Reborn” dan ingin membangun ulang kepercayaan publik pasca masa kelam organisasi yang sempat tersandung persoalan hukum.
"Kita akan mulai dari memperkuat solidaritas antar cabor. Atlet itu milik cabor, tugas KONI adalah memberikan wadah pembinaan terbaik,” jelasnya.
Alexius Esliter tak kalah vokal. Ia menyebut KONI Kotim selama ini seperti “ayam kehilangan induk”, dan menyebut kemajuan olahraga Kotim tak boleh terhenti hanya karena kekosongan kepemimpinan.
"PORPROV 2026 di Kobar sudah dekat, dan Kotim sebagai juara umum sebelumnya tidak boleh kehilangan arah,” tegasnya.
Sementara Oboy menggarisbawahi pentingnya sinergi dan etika dalam proses. Ia berharap semua calon lolos verifikasi agar kontestasi berjalan sehat.
"Kalau kita bertiga lolos, artinya proses berjalan terbuka. Tinggal nanti biarkan cabor yang memilih dengan hati nurani,” ucapnya.
KONI Kotim saat ini tengah dalam sorotan. Selain harus segera memiliki pemimpin definitif untuk menghindari kekosongan struktural, juga dituntut bersiap menghadapi ajang besar yakni PORPROV Kalteng 2026. Target mempertahankan status juara umum menjadi tantangan utama.
Saptaryo pun mengingatkan bahwa siapa pun yang terpilih akan menghadapi beban besar.
"Jangan lupa, ini bukan jabatan kosong makna. Ini soal nasib atlet, prestasi daerah, dan marwah KONI yang harus dijaga. Siapapun terpilih, ia harus mampu memimpin dengan integritas dan kerja nyata,” tandasnya.
Sementara itu, Kantor Dispora Kotim telah merilis jadwal resmi proses pemilihan Ketua KONI:
2–7 Juli: Pengembalian formulir calon Ketua KONI
8 Juli: Verifikasi dan validasi berkas
9 Juli: Pengumuman bakal calon yang lolos
10 Juli: Penyampaian hasil kerja TPP
11–12 Juli: Pelaksanaan Musorkablub KONI Kotim 2025
Meski proses pencalonan tampak lancar, sejumlah pihak mengingatkan agar seleksi Ketua KONI Kotim kali ini benar-benar dijalankan secara transparan, adil, dan bebas intervensi politik. Apalagi, sejarah menunjukkan bahwa KONI tak jarang terseret kepentingan sempit yang merugikan atlet dan pembinaan olahraga secara umum.
Jika ingin membangun kembali kepercayaan publik, proses Musorkablub nanti harus dijaga dari segala bentuk apapun yang bisa merugikan olahraga Kotim. Sebab, olahraga adalah tentang prestasi, bukan panggung perebutan pengaruh.