bakabar.com, BANJARMASIN – AS (46), tersangka pemerkosaan anak kandung di Banjarmasin Utara akhirnya dihadapkan ke awak media, Senin (8/2) siang.
Terungkap, sejumlah fakta aksi keji AS ke putri kandungnya itu. Pertama, pelaku mengaku sudah melancarkan aksinya sejak dua tahun lalu.
“Dia menyetubuhi sudah 4 kali. Pertama pada awal Januari tahun 2019,” kata Kapolresta Banjarmasin, Kombes Pol Rachmat Hendrawan didampingi Kasat Reskrim, Kompol Alfian Tri Permadi.
Ironisnya, AS melakukan aksi amoral itu ke putri keduanya dalam keadaan sadar. Bahkan, ia tak segan mengancam korban dengan parang.
Kepada awak media, AS mengiyakan kalau dirinya kecanduan menonton video porno.
“Iya karena itu,” kata AS sambil tertunduk.
Atas perbuatannya, AS terancam hukuman berat. Oknum aparatur sipil negara itu diancam polisi dengan Pasal 81 ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
“Ancaman hukuman 20 tahun penjara,” ujarnya.
Hasil visum menunjukkan adanya bukti korban memang disetubuhi pelaku.
Lebih jauh, Kompol Alfian memastikan pihaknya akan mendalami adanya dugaan pelaku lain. Termasuk dugaan adanya korban lain.
Diduga Lebih dari Satu
Gempar Pemerkosaan Sedarah di Banjarmasin, Korban Tak Hanya 1 Putri Kandung!
Sebagai pengingat, kasus pemerkosaan sedarah seorang ayah berinisial AS terhadap putri kandungnya berinisial LS berhasil dibongkar warga di Banjarmasin Utara.
Kasus itu menyeruak ke permukaan setelah korbannya yang masih berusia kelas 2 SMP melapor ke sang ibu, LI.
Beruntung AS cepat diamankan polisi dari amukan warga sekitar yang geram atas ulahnya,Kamis (4/2) malam tadi.
Sekira pukul 20.00, AS ditangkap berkat laporan LI yang sudah empat tahun bercerai dengan AS. Keduanya memiliki tiga anak. LS merupakan anak kedua.
Warga menduga bahwa korban pencabulan AS lebih dari satu. Korban lainnya diduga adalah putri bungsu AS yang berinisial BL.
“Dia memiliki 3 anak, yang pertama laki-laki. Nah anak kedua dan terakhir yang diduga dicabuli. Namun untuk anak terakhir tidak sempat disetubuhi,” kata salah satu warga di kawasan tersebut.
Sedangkan, warga turut menduga perbuatan amoral itu telah dilancarkan AS sejak cukup lama.
“Kami curiga dari si anak nomor duanya itu duduk di bangku SD kelas 6. Dulu dia pernah hilang. Mungkin kabur gara-gara itu,” timpal salah seorang tetangga lainnya.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: