bakabar.com, BANJARMASIN– Peresmian proyek Islamic Development Bank (IDB) 7 in 1 yang dimiliki Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin tinggal menghitung hari.
Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Prof Dr Sutarto berharap, Presiden RI Jokowi meresmikan langsung proyek senilai Rp384 miliar itu.
Peresmian ditarget dilakukan dalam waktu dekat atau sebelum tutup tahun. Adapun peletakan batu pertama untuk pembangunan gedung baru dilakukan pertengahan tahun lalu.
Kehadiran Jokowi diharap mampu menumbuhkan semangat dunia pendidikan di Banua sekaligus meresmikan proyek yang di dalamnya terdapat 12 gedung baru itu.
“Saya berharap Presiden yang meresmikan, karena beliau juga belum pernah ke ULM,” ujar guru besar ULM ini kepada bakabar.com, Selasa (27/11) siang tadi.
Untuk merealisasikan kedatangan presiden, ia telah melaporkan progres terkini pembangunan ke Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI. Isi laporan memastikan proyek gedung auditorium dan lainnya sudah selesai dikerjakan.
“Kami sudah menyampaikan ke Bappenas bahwa bangunan selesai, dan tim Bappenas juga sudah memeriksanya,” katanya.
Adapun proyek yang direncanakan sudah sejak lama itu meliputi; 10 gedung baru di Banjarmasin, yaitu Faculty of Economics Lecture Theater (1575 m2/ l lt), Social Science Laboratorium (667 m2/ 2 lt), Match & Science Laboratorium (440 m2/ 2 lt),
Integrated & Science laboratorium (1551 m2/ 1 lt), General Building (Library, Student Activity Centre, Lecture Theater) masing-masing 1 lantai, Faculty Of Social & Politics Lecture Building (3956m2/4lt), Faculty Of Law Lecture Building (2644m2/2lt), Faculty Of Economics Post Graduate (2538 m2/ 2 lt).
Sedangkan, untuk di Banjarbaru dua gedung baru yaitu Auditorium (7.559 meter persegi) dan Sport Center (1.000 meter persegi).
Kini, tinggal menunggu persetujuan Bapenas, IDB segera diresmikan dan aktifitas perkuliahan di 12 gedung baru ini dapat dibuka. Lanjut Sutarto, menurutnya ini momen tepat mendatangkan Presiden untuk meresmikan gedung yang terletak di Banjarmasin dan Banjarbaru tersebut.
Target Akreditasi A
Pada momen peletakkan batu pertama sebelumnya, Menristekdikti menargetkan selesainya pembangunan 12 gedung ini, mutu pendidikan: kualitas dosen, mahasiswa serta riset di ULM bisa meningkat.
“Yang terpenting bisa meningkatkan kualitas pendidikannya dengan mengantongi akreditasi A,” jelas Mohammad Nasir, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dikutip dalam laman resmi ULM.
Perguruan tinggi di Indonesia, menurutnya, harus mulai mengembangkan sistem perkuliahan berkonsep e-learning atau berbasis teknologi informasi.
Tak hanya itu, Nasir berpesan kepada seluruh sivitas akdemika untuk mengawal proses pembangunan 12 gedung baru ini agar bisa mendapatkan kualitas yang maksimal.
“Setelah selesai pembangunan ini nanti saya akan menagih janji kepada ULM untuk bisa mendapatkan akreditasi A serta mendorong peningkatan jumlah publikasi jurnal internasional, riset dan inovasi inovasi terbaru lainnya dari ULM.”
Kemenristekdikti, kata dia, akan melakukan pendampingan pendampingan kepada peruguruan tinggi yang mempunyai potensi untuk bisa bekerkembang agar terus mendapatkan peningkatan publikasi jurnal ilmiahnya yang ditargetkan mencapai 15 ribu untuk semua perguruan tinggi di Indonesia.
Pembangunan 12 gedung baru ini akan menjadi pencapaian yang sangat berarti untuk memperkuat prarasana kampus ULM.
Dengan begitu, kata dia, peningkatan mutu, daya tampung, dan daya saing serta menjadi modal penting untuk menjadikan ULM terkemuka dan berdaya saing (A Leading and Competitive University) dapat terwujud.
Reporter : Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz F