bakabar.com, BANJARMASIN - Kisah seorang pemuda asal Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang lolos jadi tentara Amerika Serikat ramai diperbincangkan.
Dalam video yang diunggah oleh akun @terangmedia, diketahui pemuda tersebut bernama Benaia Manasye Lintjewas.
"Anak Kendari hee.. Ko liat hee.. Barisan depan tentara Amerika. Bangga anak Kendari. Satu-satunya anak Kendari yang jadi tentara Amerika," tutur @bheny.kendari atau Beni, kakak ipar Benaia dalam video tersebut.
Samuel Benihin Pangaibali mengatakan, sang adik ipar berhasil menaklukkan serangkaian tes seleksi tentara Amerika Serikat, padahal berawal dari iseng mendaftar saja.
Benaia memang sudah lumayan lama tinggal di Amerika Serikat, namun tidak memiliki perisapan matang untuk ikut tes seleksi tentara tersebut.
Meski tidak memiliki persiapan, ia berhasil menempati peringkat pertama dari keseluruhan nilai yang dikumpulkannya melalui sejumlah tes.
"Dia mendapat kan score tertinggi di angkatannya 97 dari 100 poin," tutur Beni melalui direct message Instagram, dikutip dari TribunnewsSultra.com, Rabu (22/3).
Samuel mengungkapkan bahwa Benaia pun menjadi lulusan US Army Class 2023 di Fort Jackson, South Carolina, Amerika serikat.
Dilansir dari Wikipedia, Fort Jackson adalah instalasi Angkatan Darat Amerika Serikat, tempat TRADOC beroperasi untuk Pelatihan Tempur Dasar (BCT), dan terletak di dalam kota Columbia, Carolina Selatan.
Instalasi ini dinamai Andrew Jackson, seorang jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat dan presiden ketujuh Amerika Serikat (1829–1837) yang lahir di wilayah perbatasan Karolina Utara dan Selatan.
Penutup, Samuel menuturkan bahwa sang adik akan ditempatkan bertugas di Fort Lee, di Prince George County, Virginia, Amerika Serikat.
Sedikit informasi tentang sosok Benaia Manasye, ia adalah putra asli daerah yang lahir di RS Korem Kendari, 26 Juli 2001. Semasa kecilnya, ia tinggal di Lorong Mekar, Kota Kenari Sulawesi Tenggara.
Dia pernah bersekolah di TK Adhyaksa XII Kendari. Setelah 11 tahun tinggal di Kota Kendari, Benaia beserta keluarganya memutuskan pindah ke Amerika.
Sementara itu, orangtua Benaia dulunya kerap memberi pelayanan keagamaan di desa-desa. Seperti Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan. Dukungan keluarga terhadap Benaia sangat besar untuk mencapai impiannya.
