bakabar.com, BANJARBARU - Stok minyak goreng di Kabupaten Barito Kuala (Batola) mengalami defisit hingga minus 236,80.
Daerah ini menempati urutan 62 dari 82 kabupaten/kota secara nasional.
Sekarang harga minyak goreng bervariasi. Melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) tercatat bergerak di kisaran tertinggi Rp21.850 atau merangkak naik 0,23 persen.
Sedangkan jenis curah paling rendah seharga Rp15.700 per liter atau naik 0,32 persen.
Terlebih dari hasil rapat koordinasi pengendalian inflasi bersama Kemendagri baru tadi, keberadaan komoditas minyak goreng di seluruh Indonesia khususnya Kalsel masih sangat dibutuhkan.
Apalagi untuk memenuhi ketersediaan selama Ramadan dan Idul Fitri 1444 Hijriah.
"Kami telah berkomunikasi secara intens dengan Pemkab Batola untuk bisa memecahkan permasalahan tersebut," papar Kabag Kebijakan Perekonomian Setdaprov Kalsel, Agus Salim, Jumat (24/3) petang.
"Sekarang mereka sedang menelusuri. Kami akan melihat permasalahan yang dihadapi, sehingga Batola masuk kategori defisit," imbuhnya.
Sementara Ketua Tim Statistik Harga BPS Kalsel, Fachri Ubadiyah, menjelaskan tidak hanya minyak goreng kemasan premium dan biasa yang menjadi perhatian.
"Tapi MinyaKita juga mengalami kenaikan di atas HET per liter," papar Fachri.
"Melihat dari data Kementerian Perdagangan, harga minyak goreng juga perlu menjadi perhatian bersama," tuntasnya.
Baca Juga: Berani Buka, Sanksi Tegas Menanti THM di Banjarbaru Selama Ramadan