News

Meski Bersengketa, Lahan Stadion di Banjarbaru Diklaim Murni Aset Pemkot

apahabar.com, BANJARBARU – Dalam proses penyiapan lahan untuk stadion utama dan beberapa arena cabang olahraga lainnya,…

Featured-Image
Gambaran stadion olahraga di Banjarbaru. Foto-Apahabar/Fida.

bakabar.com, BANJARBARU – Dalam proses penyiapan lahan untuk stadion utama dan beberapa arena cabang olahraga lainnya, Pemkot Banjarbaru akan menggunakan aset miliknya.

Sekadar diketahui, aset tersebut merupakan hasil hibah dari salah satu perusahaan di bidang pertambangan.

Namun belakangan dikabarkan, beberapa hektar lahan masih bersengketa.

Sengketa ini terjadi lantaran terdapat warga yang mengklaim jika ada lahan mereka di kawasan tersebut.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Banjarbaru, Jainuddin membenarkan bahwa memang terjadi sengketa dengan warga.

Diuraikannya, lahan yang berasal dari perusahaan eks PT Aneka Tambang itu dihibahkan pada 2005 dan tertuang resmi dalam sertifikat No 2 tahun 1990.

“Kini, Pemkot sedang memproses balik nama sertifikat tersebut,” jelasnya.

Menanggapi terkait sengketa, katanya memang ada warga yang merasa memiliki lahan tersebut.

Luasan lahan yang diklaim warga seluas kurang lebih dua hektar.

“Saat ini sedang berproses di Pengadilan,” ungkapnya.

Namun Jainuddin berkeyakinan pengadilan akan memenangkan pihaknya.

Sebab, status lahan milik warga tersebut masih seporadik.

“Tahunnya pun lebih muda. Makanya, kami yakin itu adalah lahan atau aset kami,” yakinnya.

Diwartakan sebelumnya, Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin melempar pernyataan jika stadion baru direncanakan bisa mulai dibangun di tahun 2023 dengan harapan tahun 2024 bisa rampung.

Teranyar, progres tahapan perencanaan stadion ini mulai bergulir.

Dari informasi, saat ini Pemkot Banjarbaru sedang menyiapkan proses lelang untuk pengerjaan DED (Detailed Engineering Design).

“Tahapan pra-desain sudah rampung, sekarang masuk ke DED untuk perencanaan desain yang lebih rinci. Ini persiapan lelang untuj DED,” kata Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kota Banjarbaru, Abdussamad beberapa waktu lalu.

“Target kita bukan Agustus sudah ada hasil DED-nya,” sambungnya.

Mengacu pada tahapan yang dirancang, usai DED rampung maka Pemkot harus menunggu pengusulan anggaran untuk pembangunan stadion ini.

Mahfum, Pemkot berharap jika pembiayaan stadion ini bisa bersumber dari pemerintah pusat lantaran kemampuan APBD Kota Banjarbaru yang terbatas.

“Memang dari tahun lalu sampai terbaru ini kita terus mengajukan dan mengusulkannya ke pusat,” jelasnya.

Jadi, lanjut Abdussamad sembari proses DED berlangsung, pihaknya berharap bahwa ada kepastian dukungan anggaran dari pusat sehingga bisa memulai pembangunan di 2023.

Abdussamad menggarisbawahi bahwa rencana pembangunan ini tak hanya sekadar stadion saja.

Namun pihaknya merancang menjadi kompleks arena olahraga atau sport centre dengan stadion menjadi primadona utamanya.

“Untuk lokasi kita rencanakan di wilayah Bangkal Cempaka Banjarbaru. Masih di samping jalan HM Cokrokusomo,” katanya.

Luasannya, sebut Abdussamad, kisaran 26 hektar untuk sport centrenya. Dan 9 haktar untuk stadionnya saja.

Dalam perencanaan anggaran awal, Pemkot merancang jika pembangunan sport centre ini memakan anggaran setidaknya 500 miliar rupiah.

Dengan catatan, lahan yang jadi titik rencana pembangunan sudah rampung lantaran itu diklaim merupakan aset milik Pemkot Banjarbaru.

“Untuk keseluruhan (sport centre) itu sekitar 500 miliar rupiah, kalau stadionnya saja itu 250 miliar rupiah,” rincinya.

Lantas mengapa DED ini begitu penting?

Abdussamad menjawab jika DED diperlukan pusat untuk mempertimbangkan dukungan anggaran.

“Selain lahan yang sudah clear, DED juga diperlukan untuk pengajuan.”

Adapun spesifikasi sport centre ini, pihaknya merancang ada 14 bangunan yang akan berdiri.
Adapun konsepnya, kawasan sport centre akan lebih memprioritaskan penghijauan dengan konsep RTH.

“Karena selain stadion juga akan ada arena cabor lainnya misalnya lintasan lari, arena tinju, kolam renang, panahan, voli, tenis dan basket. Nanti ada fasilitas lain seperti parkir dan masjid juga,” katanya.

Melihat pada rancangan pra-desain yang ada, jika terealisasi maka stadion ini bisa dikatakan yang termegah di Banua.

Arsitekturalnya juga memadukan unsur modern dan unsur-unsur budaya Banjar.

Stadion ini, dia bilang bertipe grade B karena sesuai kedudukannya yakni di kabupaten atau kota.

Sehingga kapasitas tampungnya hingga 25 ribu penonton.

“Kita berharap saja semoga ini bisa disetujui pusat dan bisa dibangun,” tuntasnya.



Komentar
Banner
Banner