bakabar.com, BANJARMASIN – Penyanyi legendaris Kalimantan Selatan, Emilia Agus, secara resmi merilis single terbaru berjudul “Terbuai Asmara” di Cafe Rumah The Panasdalam Banjarmasin, Sabtu (10/7) malam.
Mengenakan gaun hijau berpadu hitam, penampilan Emilia Agus benar-benar membuat para penonton terpukau.
Bahkan, suara merdu pelantun lagu “Uma Abah” itu membuat seluruh tamu yang hadir seakan larut dalam alunan musik.
Tembang yang ditulis langsung oleh Bunda, panggilan akrab Emilia Agus, terinspirasi dari kisah percintaan pribadinya.
“Ini ciptaan ulun (saya) sendiri. kami sangat berterima kasih sekali, Pak Budi selaku pemilik Cafe Rumah The Panasdalam Banjarmasin memberikan tempat untuk acara hari ini,” ucap Emilia Agus kepada bakabar.com.
Lagu “Terbuai Asmara” menjadi lebih nikmat di telinga lantaran musiknya diaransemen oleh Bang O, arranger ternama asal Kota Seribu Sungai, sebutan Banjarmasin.
“Semoga dengan dirilisnya lagu ini bisa menambah inspirasi dan semangat bagi anak muda serta bisa diterima masyarakat luas, khususnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan,” harap Emilia Agus.
Sementara itu, Owner Cafe Rumah The Panasdalam Banjarmasin, Budi Ismanto, bilang single “Terbuai Asmara” bisa menjadi kebanggaan dan inspirasi bagi masyarakat.
“Kami berharap untuk Bunda selalu sukses, dan kita doakan single ini mampu mengapresiasi karya seni anak Banua,” kata Budi Ismanto, yang juga Pimpinan Umum bakabar.com.
Selain itu, Budi Ismanto juga mengingatkan kepada para undangan yang berhadir agar tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.
“Yang tak kalah penting, kita masih pandemi Covid-19. Jadi demi kenyamanan dan kesehatan kita bersama, tetap pakai masker,” imbaunya.
Di waktu bersamaan, salah seorang pegiat seni di Banjarmasin, Din Jaya memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas dirilisnya tembang terbaru dari Emilia Agus.
“Ini merupakan karya beliau, terima kasih atas undangan artis yang mengharumkan Kalsel, mengangkat nama Banjarmasin,” ujarnya.
Menurut Pimpinan Orkes Surya Arina itu, karya-karya Emilia Agus patut dicatat menjadi sejarah.
Bahkan, kata Din Jaya, pemerintah daerah harus memberikan penghargaan.
“Ini patut dicatat menjadi sejarah. Bagi pemerintah hargailah karya seniman yang berjuang mengharumkan nama Kalsel. Bahkan meski di tengah pandemi, beliau masih bisa berkarya,” pungkasnya.