bakabar.com, JAKARTA - Hilangnya indra penciuman tidak lagi berkorelasi dengan COVID, penelitian terbaru menghubungan menurunnya penciuman dengan alzheimer pada lansia.
Pada 2019 hingga 2021, hilangnya indra penciuman sangat erat kaitannya dengan COVID, namun dalam riset terbaru di Universitas Chicago menemukan kemungkinan antara gen yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan hilangnya indra penciuman pada usia 65 tahunan.
Penelitian ini melibatkan 865 orang yang diuji selama lima tahun, dan mengamati kemampuan dalam mendeteksi bau dan menanyakan bau apa yang mereka cium. Lalu mengumpulkan sampel DNA untuk melihat gen pada faktor risiko Alzheimer.
Para peneliti menemukan bahwa orang dengan gen APOE e4, yang berisiko terhadap Alzheimer, memiliki kemungkinan 37% untuk mendeteksi bau pada usia 65 tahun dan bertambah parah pada usia 75 tahun, dibandingkan dengan yang tidak membawa gen tersebut.
Baca Juga: Musisi Legendaris Tony Bennett Meninggal Dunia Akibat Alzheimer
Hubungan Hilangnya Penciuman dengan Alzheimer
Penelitian menunjukkan bahwa penurunan kemampuan penciuman berhubungan dengan neurodegeneratif, termasuk Parkinson dan Alzheimer.
"Hilangnya indra penciuman menjadi tanda utama dalam degenerasi otak," ujar Zara Patel, MD. seorang ahli THT di Stanford Health Care, seperti dikutip dari Verywell.
Kemampuan mencium dimulai pada selaput lendir di hidung yang mengirim sinyal melalui saraf yang terhubung ke otak. Penelitian menunjukkan sebagian besar orang dengan diagnosis Alzheimer mengalami disfungsi penciuman, walau alasan kuatnya masih belum diketahui.
Mereka percaya, perubahan pada saraf dan neurotransmitter menjadi salah satu tahap awal dalam diagnosis penyakit ini.
Menurut Asosiasi Alzheimer, tidak ada tes yang dapat memastikan seorang demensia, sebaliknya hal ini harus melalui beberapa tes dan pemindaian untuk dapat terdiagnosis alzheimer.
Beberapa tes seperti riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, tes darah dan urin, pemeriksaan neurological dan pemindaian otak.
"Penelitian ini berpusat pada pengembangan menguji bau secara objektif," ungkap Patel. "kami juga berharap kedepannya tidak hanya mendeteksi namun dapat menstimulasi saraf tersebut berfungsi kembali," sambungnya.
Baca Juga: Sering Begadang di Usia Muda? Ancaman Demensia di Depan Mata
Penyebab Lain
Pada masa pandemi COVID-19, banyak orang mengalami hilangnya fungsi penciuman dan perasa, namun selain itu beberapa kondisi juga dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman ini, mulai dari kasus ringan hingga serius.
Seperti seorang lansia, trauma atau terluka parah, alergi terhadap sesuatu, batuk dan pilek, tertular, sinus, permasalahan metabolisme dan virus, serta tumor.
Pengobatan dan Terapi
Jika mengalami kehilangan penciuman kamu tidak perlu sepenuhnya khawatir, namun harus tetap waspada dengan hal tersebut, karena beberapa kemungkinan dapat terjadi.
Jika mengalami hilangnya penciuman saat pilek hal tersebut normal dan akan lekas pulih, namun jika belum kembali ada baiknya segera melakukan pengobatan ke layanan kesehatan terdekat untuk menghindari hal yang lebih serius di masa depan.
"Semakin lama mengalami hilangnya penciuman, semakin sulit juga untuk mengembalikan fungsi tersebut kembali," tutupnya.