bakabar.com, BARABAI – SMPN 6 Hulu Sungai Tengah (HST) yang berada di Kecamatan Pandawan tengah berbenah menuju sekolah penggerak.
Satuan pendidikan jenjang menengah pertama itu saat ini masuk bursa pemilihan sekolah penggerak yang siap bersaing dengan puluhan sekolah lainnya di HST.
Di sekolah itu saat ini ada 73 siswa. Sarana prasarana sekolah cukup memadai. Mulai dari ruang kelas, laboratorium, aula, kantor, UKS sampai ruang serba guna dimiliki.
Meski hanya ada 11 guru yang di antaranya 3 PNS, 2 jebolan PPPK dan 6 honorer, tidak membuat putus asa sekolah itu.
“Kita tidak berkecil hati. Yang kita tunjukkan itu seperti apa strategi-strategi yang kita pakai,” kata Kepala SMPN 6 HST, Nor’anida Fiteraniah, Kamis (17/5).
“Tempat tidak menghambat orang berprestasi dan berkarir,” tambah dia.
Program sekolah penggerak merupakan upaya mewujudkan visi pendidikan Indonesia. Fokusnya pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.
“Karena itu, kita akan membuat wajah baru SMPN 6 ini. Bagaiamana menyiasati kekurangan agar jadi motivasi dan memunculkan bakat, prestasi maupun potensi supaya menjadikan sekolah ini menjadi berkualitas,” kata Kepsek Fiteraniah.
Sekolah ini sejatinya baru memiliki Tim Humas. Mereka bakal menjadi tim andalan sekolah dalam hal menyebarluaskan informasi dan menarik dunia luar ke dalam sekolah itu.
Para guru juga berupaya menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid.
Misalnya, pada pelajaran PPKN, guru tidak berpaku pada teori. Mereka telah menerapkan pembelajaran saintifik.
Para siswa diajak berdemokrasi. Mereka mengadakan agenda pemilihan ketua Osis layaknya Pemilu di Indonesia.
Pelajaran Prakarya pun demikian. Siswa tidak hanya diajak berkarya namun juga berwirausaha.
“Jadi tidak hanya satu pelajaran. Tapi gabungan semua mata pelajaran dan aspek masuk ke dalamnya,” terang Fiteraniah.
Kasi Manajemen GTK Dinas Pendidikan HST, Dewi Susanti menyebutkan, 90 segala jenjang pendidikan telah melengkapi berkas sekolah penggerak.
“Ada ratusan dari PAUD sampai SMP yang mendaftar. Tapi sampai berkas lengkap cuma 90, salah satunya SMPN 6” kata Dewi.
Untuk berapa sekolah yang lulus, kata Dewi, Kementerian memberikan kouta 15 sekolah dari berbagai jenjang.
“Tapi belum dipastikan,” kata Dewi.
Upaya-upaya memajukan sekolah turut diapresiasi Dewi. Dia menilai perlu ada branding-branding untuk memunculkan nama sekolah.
“Tim humas harus mampu menarik perhatian masyarakat luas,” tutup Dewi.