bakabar.com, MARTAPURA – Sekda Kabupaten Banjar, HM Hilman menyebut salah satu tujuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Kabupaten Banjar agar masyarakat terbiasa dengan berpola hidup sesuai protokol kesehatan menuju fase New Normal.
Jika kepatuhan masyarakat dinilai sudah tinggi, maka secara bertahap diberlakukan pelonggaran-pelonggaran sosial sampai kembali normal seperti biasa.
“Selama belum ditemukan vaksin, tidak mungkin kita dapat memutus mata rantai penularan virus. Salah satu tujuan PSBB ini untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan,” ujar Hilman belum lama ini.
Hilman menjelaskan, melalui PSBB ini, pihaknya dapat mudah melakukan kajian analisis kepatuhan masyarakat. Sehingga dapat membuat skenario kebijakan yang tepat terkait pelonggaran sosial.
“Kalau tingkat kesadaran dan kepatuhan masyarakat tinggi, maka diharapkan dapat mengurangi resiko masyarakat terpapar. Sehingga kebijakan pelonggaran dapat dilakukan secara tepat,” jelas Wakil GTPP Covid-19 Kabupaten Banjar ini.
Hilman menerangkan, nantinya ada lima skenario yang dilakukan dalam pelonggaran sosial secara bertahap, dengan mengacu pada hasil analisis kepatuhan masyarakat.
“Ada lima fase skenario yang dilakukan seperti arahan pemerintah pusat. Misal seperti membuka tempat-tempat ibadah dengan tetap ada pembatasan, perkantoran dan lainnya. Hingga nanti aktivitas kembali normal,” imbuhnya.
Hilman berharap, warga Banjar meningkatkan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Sebab, secara bersamaan dengan pelonggaran sosial, terjadi herd immunity atau kekebalan kelompok.
“Dengan kapatuhan protokol kesehatan, risiko penularan bagi masyarakat diharapkan berkurang, atau terjadinya herd immunity,” tandas Hilman yang juga jabat Plt Dinas PUPR Banjar ini.
Pelonggaran sosial dilakukan, kata Hilman, agar mengurangi dampak ekonomi. Namun di sisi lain pencegahan tetap harus dilakukan dengan kesadaran dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan agar keduanya seimbang.
“Memang ini menjadi paradoks atau kontradiktif antara penanganan kesehatan dan penanggulangan ekonomi, karena prinsipnya memang berbeda. Yang diupayakan adalah bagaimana keduanya bisa berjalan seimbang,” pungkasnya.
Reporter: Hendra LianorEditor: Muhammad Bulkini