News

Menteri Siti Beri Nama Bayi Bekantan Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memberi nama seekor bayi bekantan yang…

Featured-Image
Bayi bekantan yang baru lahir diberi nama Hanny oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar. Foto: Antara

bakabar.com, BANJARMASIN – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya memberi nama seekor bayi bekantan yang baru lahir di bekantan Rescue Center Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

“Alhamdulillah ibu Menteri LHK berkenan memberikan nama untuk kelahiran anak bekantan terbaru ini, namanya Hanny,” kata Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Amalia Rezeki di Banjarmasin, Rabu (31/3) dilansir Antara.

Nama “Hanny” pun tertuang resmi pada sertifikat pemberian nama yang ditandatangani Menteri LHK untuk bekantan berjenis kelamin betina itu. Menurut Amel, sapaan akrab Amalia, sang menteri mengapresiasi kinerja SBI dalam upaya pelestarian bekantan.

Apalagi kelahiran bayi bekantan di tempat perawatan bekantan sementara adalah kejadian langka. Dan merupakan prestasi tersendiri bagi dunia konservasi, terutama bagi SBI dan BKSDA Kalsel.

Betapa tidak, di tengah keterancaman populasi bekantan akibat akibat alih fungsi lahan, kebakaran hutan dan perburuan liar, ternyata masih ada harapan penambahan populasi bekantan secara ex-situ, terutama hasil titipan yang bisa melahirkan.

Sebagai pengingat, Menteri LHK sebelumnya juga pernah melepasliarkan bekantan betina bernama Lola Amalia di Pulau Bakut, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, 18 Februari 2017 silam.

Nama Lola Amalia diberikan oleh Siti Nurbaya sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi Amalia Rezeki yang selama ini melakukan upaya penyelamatan bekantan di Kalimantan Selatan.

Bahkan Amel pernah diutus oleh Kementerian LHK mengikuti pertemuan forum pemuda lingkungan hidup antar negara ASEAN dan sekaligus meraih penghargaan ASEAN Youth Eco-champions Award (AYECA) 2019 yang dilaksanakan di negara Kamboja.

Amel menjelaskan Hanny lahir dari pasangan induk Mimin (betina) dan Pedro (pejantan). Kedua satwa tersebut serahan dari masyarakat yang dipelihara sejak bayi dan setelah dewasa diserahkan ke SBI untuk direhabilitasi karena perilaku alaminya telah hilang. Selama dalam perawatan kedua bekantan tersebut menunjukkan gejala birahi hingga digabungkan untuk kawin dan akhirnya melahirkan.
​​​​



Komentar
Banner
Banner