Bisnis

Menpan RB Beberkan Kontribusi NU dalam G20 Religion Forum

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar membeberkan kontribusi besar Nahdlatul Ulama (NU) dalam G20 Religion Forum

Featured-Image
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar. Foto: Kemenpan RB

bakabar.com, JAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar membeberkan kontribusi besar Nahdlatul Ulama (NU) dalam G20 Religion Forum (R20).

R20 atau juga dikenal Religion of Twenty, merupakan pertemuan para pemimpin agama dan sekte sedunia, guna menyatukan pandangan dan mencari jalan keluar untuk berbagai persoalan global.

Dalam forum tersebut, NU memelopori bagaimana pemikiran-pemikiran keagamaan dunia yang menuju tasawuf, toleran, dan bisa diterima dengan berangkat dari tradisi nusantara.

“Sudah saatnya NU mendidik melalui LDNU untuk menghasilkan lebih banyak dai yang kontekstual,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (25/12).

Pemerintah berharap dengan peran tersebut, NU dapat membantu pemerintah untuk mengantisipasi dan menjaga ASN dari paham radikalisme yang ditengarai menyebar di beberapa tempat.

“Waktunya masjid di kantor-kantor pemerintah diisi dakwah-dakwah tasawuf,  moderasi beragama, dan lainnya untuk mencegah paham radikalisme meluas," ungkapnya.

Untuk itu, anggota NU khususnya yang berkecimpung pada pemerintahan diharapkan dapat mendukung arahan Presiden Joko Widodo terkait birokrasi yang berdampak.

"Presiden bilang pada saya, birokrasi ini kok ruwet. Sibuk tapi nggak jelas hasilnya. Jadi ASN berangkat pagi pulang malam tapi dampaknya nggak jelas. Maka gimana caranya sekarang ditarget birokrasi ini berdampak," jelasnya.

Cara birokrasi berdampak adalah dengan digitalisasi dalam administrasi pemerintahan.

Digitalisasi menjadi kunci untuk membawa aparatur sipil negara (ASN) keluar dari rutinitas untuk menuju budaya inovasi untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.

kontribusi NU juga tidak terlepas melalui penyelarasan anggotanya dengan sembilan Bintang Penjuru Kader NU untuk mencapai tujuan bangsa.

"Sembilan Bintang Penjuru Kader NU merupakan poin-poin penyelarasan dalam rangka kontribusi membangun negeri, kader-kader NU hebat bisa melalui dengan dahsyat," katanya.

Sembilan bintang penjuru tersebut yaitu penguasaan dunia digital, kemampuan teknokrasi dan kebijakan publik, pemahaman ilmu agama.

Kemudian semangat kemandirian ekonomi, menjadi warga dunia, berakar pada tradisi nusantara, duta moderasi beragama, aktivis sosial-pendidikan, serta penguasaan sains dan teknologi.

Kesembilan hal tersebut menjadikan NU dapat bersaing di era globalisasi yg sangat kompetitif.

"Mudah-mudahan ini bisa menjadi perjuangan NU yang bisa dikembangkan bersama membangun negeri yang tentunya tidak terlepas dari doa-doa para kiai," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner