Nasional

Menkes Akui Distribusi Vaksin Terhambat, Ternyata Ini Penyebabnya

apahabar.com, JAKARTA – Proses distribusi vaksin Covid-19 mengalami kendala. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut fasilitas…

Featured-Image
Ilustrasi distribusi vaksin Covid-19. Foto-CNN Indonesia

bakabar.com, JAKARTA – Proses distribusi vaksin Covid-19 mengalami kendala.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut fasilitas penyimpanan yang dilengkapi dengan pendingin (cold storage) menjadi penyebab terhambatnya distribusi vaksin tersebut.

“Kami tahu catatan yang ada distribusi jaringan rantai dingin yang ada di kami kurang lengkap. Ini merupakan hambatan,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (12/1).

Budi menuturkan pemerintah telah mendistribusikan vaksin Covid-19 yang sudah tiba di Indonesia, yakni buatan Sinovac, China. Sebanyak 1,2 juta vaksin Sinovac sudah didistribusikan ke provinsi di Indonesia.

Namun, ia menuturkan ada dua provinsi yang baru menerima sebagian jatah vaksin Sinovac, yakni Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Pasalnya, kedua provinsi itu tidak memiliki kapasitas cold storage yang memadai.

“Sampai saat ini dua provinsi belum selesai [distribusinya] yaitu Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. Kami terus komunikasi dengan kepala dinas Sumatera Utara dan Sumatera Selatan karena kapasitas penyimpanan rantai dingin belum cukup jadi kami baru bisa kirim sebagian,” jelas dia.

“Yang kami khawatirkan ini baru bacth 1,2 juta dosis, kalau kami kirim 1,8 juta dosis vaksin lebih besar lagi tekanannya apalagi kami kirim yang 27 juta dosis vaksin,” lanjut Budi.

Jalur logistik dingin merupakan proses distribusi agar barang atau logistik yang dikirim tetap dalam kondisi dingin. Biasanya, logistik akan dimasukkan dalam kontainer pendingin agar suhu terjaga.

Hal ini dibutuhkan agar vaksin tetap berada di suhu 2-8 Celcius hingga sampai ke Puskemas sebelum kemudian disuntikkan. Sebab, menurut Vaksinolog Dirga Sakti Rambe, vaksin adalah produk biologis yang rentan pada perubahan suhu.

Budi menyebut pihaknya tak menutup kemungkinan bakal meminta bantuan dari pemerintah daerah untuk membantu proses distribusi 426 juta dosis vaksin melalui jalur dingin tersebut.

“Kalau nanti ternyata ada kesulitan untuk bisa menyalurkan 426 juta vaksin sampai seluruh pelosok Indonesia melalui jalur logistik dingin. Kalau saatnya tiba, mari teman-teman kita bantu bersama,” kata dia, di kesempatan terpisah.

Sebelumnya, dua gelombang paket vaksin Sinovac sebanyak 3 juta dosis tiba di Indonesia. Kloter pertama sebanyak 1,2 juta dosis datang pada Minggu (6/12) dan kloter kedua sebanyak 1,8 juta tiba pada Kamis (31/12).

Vaksin buatan China itu telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan eikasi 65,3 persen, pada Senin (11/1).

Komentar
Banner
Banner