bakabar.com, MARABAHAN – Sudah bukan rahasia kalau Barito Kuala (Batola) memiliki kekayaan hayati perairan gambut, seperti ikan gabus dan betok yang menjadi incaran penggemar memancing.
Terutama mulai April hingga menjelang musim kemarau, kedua jenis ikan yang juga dikenal dengan nama haruan dan papuyu tersebut menjadi sasaran utama.
Namun daripada travelling tanpa membawa hasil, alangkah lebih baik intip dulu sejumlah spot mancing favorit di Bumi Selidah.
Sejatinya terdapat banyak spot mancing haruan dan papuyu di Batola. Mulai dari yang mudah dijangkau, hingga harus menyusuri anak Sungai Barito maupun saluran olahan.
Kendati demikian, kebanyakan penggemar memancing kurang menyenangi spot yang praktis seperti di pinggir jalan raya.
Selain hasil yang cenderung biasa, perjalanan ke tempat pemancingan juga menjadi hiburan tersendiri dan tentu saja hasil lebih banyak.
“Akhir-akhir ini spot mancing yang ramai berada di bagian utara Batola,” papar Mahmud, salah seorang traveller yang juga penggemar memancing dari Marabahan.
“Kalau di Kecamatan Tabukan, kawasan yang kerap didatangi di antaranya Rantau Bamban, Karya Indah atau Bingkuang,” imbuhnya.
Untuk mencapai ketiga spot tersebut, harus menggunakan kelotok sewaan dari Desa Tabukan Raya.
“Kalau ingin lebih jauh menggunakan kelotok, spot berikutnya berada di Kecamatan Kuripan seperti Rimbun Tulang atau Tabatan,” jelas Mahmud.
“Andai masih belum puas juga, dari Rimbun Tulang dapat menyeberang ke kawasan Lahan Sejuta Hektar di Kapuas, Kalimantan Tengah,” tambahnya.
Selain menggunakan kelotok, terdapat sejumlah spot yang masih bisa dijangkau dengan kendaraan roda dua.
Di antaranya Balukung dan Teluk Dusun di Kecamatan Bakumpai, atau Desa Karya Tani di Barambai.
“Di antara spot alam, juga terdapat tempat memancing di galian perusahaan perkebunan sawit yang berada di Kuripan, Marabahan dan Cerbon,” ungkap Mahmud.
“Namun sebelum melepas joran, sebaiknya minta izin dulu dengan penjaga perkebunan agar tidak terjadi salah paham,” tegasnya.
Sebagai modal masuk spot, live bait atau katak hidup untuk umpan haruan maupun telur serangga yang menjadi makanan papuyu, cukup mudah didapatkan di Marabahan maupun Handil Bakti.
Seiring kondisi air yang bisa berubah-ubah, mendapatkan titik kumpul ikan menjadi tantangan tersendiri. Terlebih haruan dan papuyu berkarakter cenderung liar dan agresif.
“Selain memperhatikan kondisi air, cara yang paling ampuh mencari spot adalah mencoba melepas umpan,” timpal Muzakir, warga Marabahan yang hampir setiap akhir pekan memancing.
“Terkadang beberapa pemancing meneteskan minyak goreng dan melempar beberapa telur serangga ke air untuk menarik minat ikan keluar dari kedalaman,” imbuhnya.
Terlepas dari upaya yang dilakukan, faktor keberuntungan juga ikut berpengaruh. Tak tertutup kemungkinan spot yang sepekan lalu ramai, mendadak sunyi beberapa pekan kemudian.
“Apalagi kalau spot tersebut pernah didatangi orang-orang tidak bertanggung jawab yang mencari ikan dengan cara disetrum,” beber Muzakir.
Sedianya haruan dan papuyu tidak termasuk ikan langka di pasaran. Kendati demikian, antara membeli dan memancing sendiri memiliki sensasi berbeda.
“Kepuasan dari memancing sendiri adalah merasakan jarujut atau usaha menaklukkan ikan. Perasaan itu yang tidak bisa dibeli,” tandas Muzakir.
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin