bakabar.com, KOTABARU – Warga Desa Rampa Cengal, Kecamatan Pamukan, Pamukan Selatan sontak dibuat geger ihwal serangan buaya liar menewaskan seorang karyawati, Senin (21/2) kemarin.
Sebagai pengingat, wanita atau korban tersebut berinisial HH berusia 39 tahun. Ia merupakan salah satu karyawati Kutif LF.
Korban sendiri beralamat di Desa Rampa Cengal, Kecamatan Pamukan Selatan, Kotabaru. Ia disambar buaya dan diseret ke dasar air sekitar pukul 10.00 WITA.
Penelusuran bakabar.com, lokasi kejadian bukan di sungai. Melainkan di sebuah parit panjang olahan pihak perusahaan kebun kelapa sawit.
Posisi parit sendiri tepat di samping kebun kelapa sawit. Di sana, telah dipasang pula papan peringatan oleh pihak perusahaan agar waspada serangan buaya.
“Di lokasi kejadian dan sejumlah titik parit lainnya sudah lama dipasang papan peringatan oleh perusahaan,” ujar Kapolsek Pamukan Selatan, Ipda Edi Supratman, Selasa (22/2).
Meski demikian, Kapolsek tetap mewanti-wanti masyarakat serta karyawan kebun senantiasa waspada akan serangan buaya liar agar insiden serupa tidak terulang kembali.
“Saat beraktivitas, memancing dan lainnya warga harus waspada. Ini menghindari kejadian, atau hal yang tidak diinginkan terjadi lagi,” tegas Edi.
Sebelumnya, Kapolsek membenarkan adanya peristiwa seorang warga di wilayahnya tewas di sambar buaya liar.
“Iya, akibat disambar buaya dan diseret hingga tenggelam, korban pun dinyatakan meninggal dunia,” ujar Edi pada bakabar.com, Senin sore.
Kapolsek menyebutkan, peristiwa tersebut berawal saat korban ditugaskan mengutip LF di field M004 RPE bersama belasan orang rekannya.
Sekitar pukul 10.00 WITA, korban berniat untuk istirahat makan bersama dengan rekan-rekan pekerja lainnya, dan saat itu korban melakukan cuci tangan dengan cara berjongkok di pinggir parit.
Sejurus kemudian, tanpa diduga korban disambar seekor buaya liar di bagian tangan kanannya, lalu diseret ke dasar air.
Menyaksikan kejadian itu, salah satu rekan kerja korban YH, bergegas berupaya menolong korban, dengan cara menggapai tangan kiri korban. Namun sayang tubuh korban terlebih dahulu diseret buaya ke dasar air, atau parit.
Dalam kondisi panik, YH berteriak meminta tolong kepada para rekan kerja yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Pagi itu, rekan-rekan korban makin panik. Sebab, sudah kurang lebih 45 menit korban tidak muncul dari dasar air. Lalu mereka juga sembari mencari korban dengan alat seadanya.
“Mereka tidak ada yang berani mencari menyelam ke dasar air. Sebab, buayanya masih berada di sana,” terang Kapolsek Edi.
Selang beberapa saat pencarian korban berlangsung, buaya ganas tersebut muncul ke permukaan air, lalu berhasil diusir keluar parit oleh para pekerja.
Merasa telah aman, sejumlah pekerja bersama tim security RPE menyelam ke dalam parit untuk mencari koban. Sekitar pukul 10,45 WITA korban berhasil ditemukan di dasar parit dalam posisi telungkup berjarak sekitar 10 meter dari titik lokasi awal mengarah ke hulu.
Usai ditemukan, korban langsung dibawa ke klinik RPE untuk observasi oleh tim medis.
Koran mengalami luka robek bekas gigitan buaya di dua titik, yaitu di tangan kanan dan kaki sebelah kanan. Luka robek tambahan ada di kepala (pelipis) diduga akibat benturan saat ditarik oleh buaya.
“Jadi, hasil observasi tim medis menyatakan bahwa, korban meninggal dunia akibat tenggelam dalam air,” pungkas Edi.