bakabar.com, PELAIHARI – Menghadapi musim kemarau 2021, Pemkab Tanah Laut mulai menyusun langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan.
Sebelumnya sepanjang 2020, tercatat 68 kasus kebakaran hutan dan lahan di Tala dengan luas wilayah terbakar 116,9 hektar.
Sementara hingga Agustus 2021, sudah 26 kejadian kebakaran hutan dan lahan dengan luas wilayah terbakar 50 hektar.
Untuk mencegah perluasan kawasan yang terbakar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Laut akan fokus ke kawasan paling rawan.
“Kasus terbanyak selama dua tahun terakhir terjadi di Kecamatan Tambang Ulang dan Bati-Bati,” jelas Kalak BPBD Tala, Syahruddin, Jumat (6/8).
Namun demikian, bukan berarti kawasan lain tidak mendapatkan perhatian. Hal tersebut disebabkan luasan lahan yang terbakar mengalami fluktuasi sejak 2015 hingga 2021.
“Kejadian kebakaran hutan dan lahan sejak 2015 hingga 2021 mengalami fluktuasi,” beber Syahruddin.
“Selain Tambang Ulang dan Bati-Bati, kawasan lain yang harus diwaspadai adalah Kecamatan Takisung, Bumi Makmur dan Batu Ampar,” imbuhnya.
Sebelumnya Bupati Tanah Laut, HM Sukamta, menginstruksikan agar didirikan posko-posko di kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan.
“Pembangunan posko-posko itu dimaksudkan untuk mempercepat penanganan kebakaran hutan dan lahan,” tegas Sukamta.
“Di sisi lain, kami sangat mengapresiasi teman-teman yang cepat tanggap mengatasi kejadian di lapangan,” tandasnya