bakabar.com, KANDANGAN – Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) berduka, seorang ulama sepuh kharismatik Guru Pahampangan wafat, Jumat (18/9) kemarin.
Almarhum Guru Pahampangan bernama lengkap KH Muhammad Harli bin H Maskam.
Guru Muhammad Harli warga Desa Pahampangan, Kecamatan Padang Batung.
Nama desa tempat tinggalnya itulah yang menjadi sapaan akrab almarhum Guru Pahamampangan.
Guru Harli merupakan pimpinan Majelis Taklim Al Mubarrakah, yang berlokasi di dekat tempat tinggalnya itu.
Almarhum Guru Pahampangan dikenal sebagai sosok ulama yang selalu menekankan sifat tawadhu atau rendah hati dalam tiap kesempatan tausiahnya.
Tiap tausiahnya, Guru Pahampangan selalu mengisi dengan nasehat, yang penyampaiannya dengan lemah lembut, sehingga menyejukkan hati ribuan jemaahnya.
Guru Pahampangan juga selalu merima dan menyambut jemaahnya dengan ramah.
Bahkan sebelumnya, Bupati HSS Achmad Fikry sering bersilaturrahmi ke Guru Pahampangan.
Sehingga, kepergian almarhum menjadi kehilangan bagi masyarakat HSS.
“Kita merasa kehilangan tokoh agama yang luar biasa,” tutur Achmad Fikry yang turut salat jenazah, kemarin.
Dari identitas KTP, Guru Pahampangan merupakan kelahiran tahun 1950, atau berusia 70 tahun sebelum tutup usia.
Namun usia Guru Pahampangan dianggap lebih dari itu.
“Usia beliau sebenarnya sekitar 70 tahun lebih, tidak diketahui pastinya. Namun pernah beliau mengatakan lahir di zaman gerombolan (zaman pergolakan di Kalsel), artinya mendekati tahun 1950 an,” ujar H Zainal Abidin, menantu almarhum Guru Pahampangan.
Zainal Abidin mengungkapkan, Guru Pahampangan merupakan sosok panutan dalam keluarga. Terutama selalu menekankan kerukunan hidup dalam keluarga besarnya.
“Beliau sering berpesan, hidup rukun, saling membantu dan jangan sampai ada perpecahan dalam berkeluarga,” ungkap Zainal.
Jika ada sesuatu ungkapnya, Guru Pahampangan berpesan untuk menyelesaikan dengan musyawarah keluarga.
Guru Pahampangan wafat meninggalkan 5 orang anak, beserta ratusan jamaah setianya.
Guru Pahampangan sendiri meninggal dunia sekira pukul 04.20 Wita dini hari.
Sebelum meninggal, almarhum Guru Pahampangan sempat dirawat di RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan, selama 16 hari.
“Keluhannya tidak nafsu makan. Atas masukan dokter dibawa ke rumah sakit,” ungkap Zainal Abidin.
Dalam 4 sampai 5 hari terakhir ungkapnya, kondisi almarhum sempat membaik. Sehingga rencananya dipulangkan Jumat (18/9) siang.
Benar saja Guru Pahampangan pulang hari itu, namun ia pulang untuk kembali ke hadapan Allah Swt.
Guru Harli kemudian dimakamkan pukul 10.15 Wita di Desa Pahampangan, Kecamatan Padang Batung.
Ratusan jemaah serta kerabat almarhum Guru Pahampangan berdatangan menghadiri pemakaman tersebut.
Almarhum Guru Pahampangan dimakamkan tepatnya di tempat aula Majelis Al Mubarraqah, yakni majelis taklim yang dibinanya. Lokasi itu dipilih berdasarkan wasiat mendiang Guru Pahampangan.