Nasional

Mengenang Sosok Sang Pencipta Hymne Guru

apahabar.com, BANJARMASIN- Hari ini diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Pemerintah Republik Indonesa menetapkannya sesuai Keputusan Presiden…

Featured-Image
Sartono pencipta hymne guru. Foto/brilio.net

bakabar.com, BANJARMASIN- Hari ini diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Pemerintah Republik Indonesa menetapkannya sesuai Keputusan Presiden 78/1992. Penetapannya juga bersamaan dengan tanggal terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Hari Guru Nasional didedikasikan untuk menunjukan penghargaan terhadap guru di Indonesia. Sebetulnya bukan hanya Indonesia saja yang merayakan.

Setiap negara di dunia juga memperingati Guru. Di sana hari guru dirayakan di tanggal yang berbeda-beda tergantung setiap negaranya.

Baca juga :Lima Ide Hadiah di Hari Guru Nasional

Bahkan di beberapa negara, hari guru merupakan hari libur sekolah dan sejumlah negara bahkan mengadakan peringatan di hari itu.

Di Indonesia sendiri terdapat sebuah lagu atau hymne yang diciptakan khusus untuk mengenang jasa para pahlawan tanpa tanda jasa;

=============
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku

Sebagai prasasti terima kasihku

Tuk pengabdianmu

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir didalam hatiku

Sebagai prasasti terimakasihku

Tuk pengabdianmu

Engaku bagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk

Dalam kehauan

Engkau patriot pahlawan banga

Tanpa tanda jasa.

===============

Baris kalimat di atas sudah pasti tidak asing lagi bagi para guru dan siswa.


Iya, itu merupakan bagian atau penggalan lirik Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, lagu yang menggambarkan ungkapan terima kasih terhadap pengabdian dan jasa seorang guru.

Kendati isinya khusus menceritakan tentang guru, lagu yang kemudian menjadi Hymne Guru itu begitu hidup di tengah masyarakat.

Hymne Guru menjadi karya sekaligus bukti kecintaan pria bernama Sartono terhadap dunia pendidikan.

Sartono mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu 1 November 2015 pukul 12.50 WIB di Rumah Sakit Kota Madiun, Jawa Timur. Pria kelahiran Madura pada 29 Mei 1938 itu meninggal karena menderita komplikasi penyakit.

Lagu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa diciptakan Sartono pada 1980 saat dirinya masih menjadi guru seni musik. Lagu tersebut terpilih sebagai pemenang Lomba Cipta Lagu dalam rangka Hari Pendidikan Nasional tahun 1980.

Sejak itu lagu tersebut dikenal sebagai Hymne Guru. Lagu itu tidak hanya memotivasi para guru tapi juga menginspirasi siswa untuk bercita-cita menekuni profesi pendidik.

Baca juga : Demi Lindungi Generasi Muda, Pemkot Bogor Perangi Segala Jenis Rokok

Sartono merupakan pengajar di SMP Katolik Santo Bernardus Madiun hingga tahun 2002. Sebenarnya kemampuan Sartono dalam bermusik sudah dikenal oleh kalangan pengajar di Madiun pada akhir era 1970-an.

Saat itu dia disebut-sebut satu-satunya guru seni musik di Madiun yang memiliki kemampuan membaca not balok.

Sebelum menjadi pengajar, Sartono pernah bekerja di Lokananta, perusahaan pembuat piringan hitam di Solo, Jawa Tengah. Selain Hymne Guru, Sartono membuahkan delapan buah lagu bertema pendidikan.

Perhatiannya yang demikian serius dalam dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan.

Salah satunya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan era Yahya A Muhaimin dan penghargaan dari Dirjen Pendidikan Soedardji Darmodihardjo.

Sartono dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Klegen, Kota Madiun bersebelahan dengan makam orang tua dan sanak keluarganya.

"Beliau berpesan agar dimakamkan di makam keluarganya, sebuah blok makam kerabat Pak Sartono yang ada di TPU Klegen," ungkap Muh Surais, kawan dan tetangga Sartono.

Almarhum meninggalkan istri, Ignatia Damijati, 64, seorang pensiunan PNS guru yang terakhir mengajar di SDN Klegen 03, Madiun.

Baca juga :Pecahkan Rekor AARM 2018, TNI AD Masih Perkasa Se-Asia Tenggara

Sumber: Berbagai sumber

Editor: Fariz



Komentar
Banner
Banner