bakabar.com, JAKARTA – Kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan Hermanto Dardak meninggal dunia, Sabtu (20/8), membuat Indonesia kehilangan salah seorang insinyur terbaik.
Hermanto yang juga ayah kandung Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas di Jalur B Tol Pemalang-Batang KM 341+400.
Berdasarkan laporan tertulis dari Kepala Shift Patroli Jalan Tol Pemalang-Batang, mobil Toyota Innova bernomor polisi B 2739 UFZ yang ditumpangi Hermanto Dardak, bertabrakan dengan truk bernomor polisi K 1909 BH.
Dalam laporan tersebut, pengemudi mobil Innova bernama Angga Saputra (30), kehilangan kendali lantaran diserang kantuk.
Angga sendiri hanya mengalami luka ringan. Sedangkan jenazah Hermanto telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum ARO Pekalongan.
Kejadian tersebut tentu saja menyentak keluarga Hermanto Dardak. Tak lama setelah kejadian, Emil Dardak mengunggah pesan menyentuh melalui akun Instagram pribadi.
Dalam unggahan tersebut, suami Arumi Bachsin ini mengutip beberapa bait lagi My Way yang dinyanyikan Frank Sinatra.
“Farewell my lifelong inspiration. Im so proud to have you as my father. This is your favorite song (My Way Frank Sinatra),” tulis Emil Dardak.
Jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, unggahan itu berarti “Selamat tinggal inspirasi hidupku. Saya sangat bangga memiliki anda sebagai ayahku. Ini lagu favoritmu (My Way Frank Sinatra)”.
Melalui unggahan itu, dengan jelas Emil Dardak menyebut sang ayah sebagai inspirasi. Hal ini terbilang wajar, mengingat Hermanto Dardak memiliki segudang prestasi.
Dilansir dari SindoNews, Hermanto Dardak pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum, serta masih menjadi Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dan President Road Engineering Association for Asia and Australasia (REAAA).
Ketika dipercaya menjadi Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Hermanto meraih penghargaan paling bergengsi International Road Federation (IRF) Professional of the Year.
Hermanto yang lahir Trenggalek, 6 Januari 1957, memang becita-cita menjadi insinyur sipil, sehingga berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Keluarga Hermanto bukan orang sembarangan. Sang ayah adalah KH Mochamad Dardak atau Mbah Dardak yang merupakan ulama ternama di Trenggalek.
Pria yang hobi bermain musik dan basket itu menyelesaikan kuliah di Teknik Sipil ITB di pertengahan 1980, lalu meraih Master Teknik Sipil di Universitas New South Wales Australia.
Kemudian di pertengahan 1990, Hermanto menyelesaikan pendidikan Doktor Transport Economy, juga Universitas New South Wales.