Tokoh Inspiratif

Mengenal Yusuf Shah, Bocah dengan IQ Melebihi Einstein

Bocah kelahiran 2011 itu punya IQ senilai 162. Angka tersebut merupakan skor maksimum yang bisa dicapai seseorang berusia di bawah 18 tahun.

Featured-Image
Yusuf Shah, bocah dengan IQ mencapai 162. Foto: Dok. Republika.

bakabar.com, JAKARTA - Berbicara tentang orang paling cerdas di dunia, barangkali Anda langsung teringat dengan Albert Einstein. Namun, siapa sangka, rupanya ada seorang bocah yang punya IQ melebihi sang fisikawan, yaitu Yusuf Shah.

Bocah kelahiran 2011 itu punya IQ senilai 162. Angka tersebut merupakan skor maksimum yang bisa dicapai seseorang berusia di bawah 18 tahun.

Angka yang demikian bahkan lebih tinggi ketimbang IQ milik Albert Einstein dan Stephen Hawking. Keduanya diketahui memiliki skor IQ 160.

Tunjukkan Kelebihan sejak TK

Dengan skor IQ yang begitu tinggi, sudah tentu Yusuf menunjukkan perkembangan lebih cepat ketimbang anak seusianya.

Saat Yusuf duduk di bangku TK, misalnya, mampu mengeja alfabet dan mempelajari hal lain dengan jauh lebih cepat dibandingkan teman sekelasnya.

Sang ayah, Irfan Shah, semula malah menganggap kemampuan putranya sebagai hal lumrah. "Saat itu, kami hanya mengira bahwa dia mungkin bisa mempelajari alfabet sedikit lebih cepat," katanya, dikutip dari First Post, Kamis (29/12).

Barulah saat Yusuf duduk di bangku sekolah dasar, kedua orang tuanya mulai menyadari kecerdasan si buah hati.

Kala itu, bocah asal Leeds, Inggris ini membuat guru-gurunya kelimpungan – mereka bingung harus mengajarkan materi apa lagi kepadanya. Sebab, Yusuf sendiri sudah mampu menguadratkan angka dengan cepat.

"Dia memiliki bakat alami dalam bidang matematika. Saya kira, saat itulah kami menyadarinya," ujar Irfan.

Tak cuma itu, Yusuf pun mampu memecahkan teka-teki, seperti kubik, dengan cepat.

Yusuf memang begitu tertarik dengan dunia akademik. Dirinya bahkan sudah berencana untuk berkuliah di Cambridge atau Oxford University kelak.

Saking pintarnya, pihak sekolah sempat menawarkan Yusuf untuk loncat kelas ke tingkat yang lebih tinggi.

Namun, orang tuanya menolak tawaran itu dengan alasan ingin membiarkan putranya mengembangkan kemampuan sosial bersama kawan sebayanya.

Editor


Komentar
Banner
Banner