bakabar.com, JAKARTA - Tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Gerakan Satu Juta Pohon. Peringatan ini tercipta sebagai respons atas penebangan liar di hutan.
Adalah Presiden Soeharto, sosok yang kali pertama mencetuskan Hari Gerakan Satu Juta Pohon pada 1993 lalu. Dalam deklarasinya, dia mengajak masyarakat Indonesia mengambil peran aktif untuk mulai menanam pohon.
Pohon yang dimaksud bisa berjenis apa saja, tak terkecuali Ulin. Tumbuhan bernama ilmiah eusideroxylon zwageri itu merupakan pohon khas hutan Kalimantan Timur.
Si Kayu Besi
Pohon Ulin terkenal memiliki kayu yang keras dan kuat, warna gelap, dan tahan terhadap air laut. Sebab itulah, flora ini dijuluki sebagai pohon kayu besi.
Pohon Ulin biasanya tumbuh tinggi sekitar 30 sampai 50 meter. Adapun diameter 60 hingga 120 sentimeter.
Di hutan Kalimantan sendiri, ditemukan Pohon Ulin setinggi 20 meter dengan diameter 2,47 meter. Ini menjadi Ulin terbesar di Indonesia, bahkan dunia.
Pohon Ulin bisa hidup selama ratusan hingga ribuan tahun. Karena pengaruh cuaca, pohon yang terpendam di tanah usianya malah lebih panjang ketimbang saat berada di udara terbuka.
Sebab itu pula, di hutan Kalimantan, terdapat banyak batang kayu ulin yang ditemukan terpendam di tanah, namun masih utuh hingga sekarang.
Kebanggaan Suku Dayak
Bagi kehidupan masyarakat Kalimantan, kayu ulin sangat multifungsi. Pemakaian kayu ini bahkan sudah tercatat sebelum teknologi berkembang.
Sebagaimana dijelaskan Greeners, kayu ulin lekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat adat Suku Dayak. Selain itu, bagi orang Paser, ulin juga punya makna magis.
Kayu itu sering digunakan sebagai bahan pembuatan patung untuk upacara adat. Ini juga digunakan sebagai bahan gagang 'mandau' atau 16 senjata khas Suku Dayak.
Pemilihan kayu ulin untuk pembuatan barang-barang sakral demikian, tidak terlepas dari keyakinan adanya daya magis.
Karena daya magis itu pula, ada sebuah aturan yang mewajibkan setiap keluarga Suku Dayak menanam satu atau dua Pohon Ulin.
Pohon Sejuta Manfaat
Selain digunakan untuk hal-hal sakral, Pohon Ulin juga banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Kayunya yang kuat, semisal, dijadikan bahan baku membuat rumah.
Masyarakat Kalimantan yang bermukim di daerah rawa dan perairan membangun rumah dengan kayu ulin. Misalnya saja, mereka membuat atap sirap dari potongan tipis kayu ulin.
Selain itu, kayu besi ini juga dimanfaatkan untuk bangunan konstruksi jembatan, tiang listrik, papan lantai, bantalan rel, pancang dermaga, saluran air, juga lambung kapal.
Bukan cuma kayunya saja, biji ulin pun bisa dimanfaatkan sebagai bahan alami pembersih rambut. Caranya, bagian itu direndam dengan minyak kelapa sampai beberapa hari.
Kemudian, dioleskan ke kepala layaknya menggunakan shampoo. Suku Dayak percaya biji ulin dapat mencegah tumbuhnya uban.
Daun ulin juga punya khasiat. Suku Dayak meyakini bagian tumbuhan ini bisa menyembuhkan kebotakan, obat muntah darah, dan gangguan ginjal.
Pun setelah diteliti secara ilmiah, daun ulin ternyata mengandung beberapa senyawa fitokimia. Di antaranya, flavonoid, saponin, tannin dan sterolterpenoid.