Sejarah Indonesia

Mengenal Makna Hari Pramuka yang Diperingati Setiap 14 Agustus

Setiap tanggal 14 Agustus akan diperingati sebagai hari pramuka nasional. Bertepatan dengan peryaan tahun ini, maka Hari Pramuka Nasional genap berusia 62 tahun

Featured-Image
Logo perayaan Hari Pramuka Nasional ke-62. Foto: Pramuka DIY

bakabar.com, JAKARTA – Setiap tanggal 14 Agustus akan diperingati sebagai Hari Pramuka Nasional. Bertepatan dengan perayaan tahun ini, maka Hari Pramuka Nasional genap berusia 62 tahun.

Perayaan Hari Pramuka Nasional berbeda dengan penyelenggaraan Hari Pramuka Sedunia. Perayaan Hari Pramuka Sedunia sendiri baru dirayakan setiap tanggal 22 Februari.

Di Indonesia, perayaan Hari Pramuka Nasional telah ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961. Pentapan itu dilakukan secara langsung oleh Presiden Ir Soekarno.

Pada saat itu penetapan dilakukan bersamaan dengan pelantikan Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas) Kwartir Nasional (Kwarnas) dan Kwartir Nasional Harian (Kwarnari) oleh Presiden Ir. Soekarno.

Baca Juga: M Yusuf Ronodipuro, Si Penyebar Kabar Kemerdekaan Indonesia

Melalui Hari Pramuka Nasional maka secara resmi masyarakat Indonesia diperkenalkan dengan Gerakan Pramuka yang pada saat itu penunjukkannya dilakukan di Istana Negara pada 14 Agustus 1961.

Momen tersebut ditandai dengan adanya penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Ir. Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang juga menjadi Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Oleh karena itu, perayaan Hari Pramuka di Indonesia selalu dirayakan tepat pada tanggal 14 Agustus. Sehingga berbeda dengan Hari Pramuka Sedunia yang berlangsung pada 22 Februari.

Baca Juga: VOC dan Permainan 'Boneka' Politik Jawa di Perjanjian Giyanti

Berdasarkan laman resmi Kemendikbud, Hari Pramuka memiliki sejarah yang penuh dinamika. Sebelum ditetapkan pada 14 Agustus 1961, dimana pergerakannya telah terjadi sebelum itu.

Gerakan kepramukaan di Indonesia sudah ada sejak 1912 dimana pada saat itu masih berada di bawah kepemimpinan Belanda. Saat itu pramuka diawali dari gerakan kepanduan yang bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).

Kemudian dalam kurun waktu empat tahun, Gerakan kepanduan tersebut, berganti nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP).

Baca Juga: Kampung Kwarasan, Kampung Sehat Karya Thomas Karsten di Magelang

Karena berada di bawah pengaruh Belanda, muncul gerakan kepanduan independen yang lebih nasionalis. Saat itu tokoh utama yang mendirikan gerakan kepanduan tersebut adalah Mangkunegara VII di Surakarta.

Gerakan kepanduan nasionalis itu kemudian dinamai sebagai Javaansche Padvinders Organisatie. Sejak saat itu mucul beragam gerakan kepanduan yang membawa nilai-nilai nasioanlisma.

Kemudian muncul banyak gerakan kepanduan seperti Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO), Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persaudaraan Organisasi Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), dan Kepanduan Putri Indonesia (PKPI).

Kemudian setelah keluar dari masa penjajahan, tepatnya pada Tanggal 9 Maret 1961, Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno memutuskan untuk melakukan pembubaran semua organisasi kepanduan di Indonesia.

Baca Juga: S. K. Trimurti, Jurnalis Perempuan yang Perjuangkan Hak lewat Tulisan

Tujuan pembubaran tersebut adalah untuk menciptakan satu organisasi nasional yang bernama gerakan Pramuka. Organisasi yang disahkan Presiden Ir. Soekarno itu menetapkan lambang Tunas Kelapa.

Peraturan yang melandasi diciptakan organisasi ini berdasarkan Ketetapan MPRS No. II/ MPRS/ 1960. Selain itu, lambang pramuka itu sendiri pun juga diatur dalam Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 238 Tahun 1961.

Editor


Komentar
Banner
Banner