bakabar.com, JAKARTA - Saat Ramadan, membaca Alquran menjadi salah satu ibadah yang harusnya tidak boleh ketinggalan. Sebab pahala dan sejumlah keuntungan lain dijanjikan Allah bagi yang membaca atau mendengar Alquran.
Dengan keuntungan tersebut, apakah lebih baik membaca Alquran dengan suara lembut atau keras?
Membaca Alquran dengan pengeras suara sempat menimbulkan polemik beberapa waktu lalu di Medan. Polemik yang terjadi karena warga merasa terganggu tersebut kini sudah selesai.
Dalam hadistnya, Nabi Muhammad SAW sempat menyinggung terkait membaca Alquran dengan suara keras atau lembut. Keduanya ternyata sama baiknya.
Rasulullah SAW pernah diceritakan senang mendengar ayat Alquran yang dibacakan padanya. Supaya terdengar, membaca dalam kondisi tersebut harus sedikit lebih keras.
Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW memperingatkan umatnya yang membaca Alquran dengan suara keras. Jangan sampai ibadah tersebut mengganggu orang lain.
Ulama menyimpulkan membaca Alquran dengan suara keras atau lembut bisa diterapkan dalam ibadah sehari-hari. Pertimbangan bergantung pada kebutuhan yang membaca Alquran dan kondisi lingkungan sekitar.
Dikutip dari Fatawa Islamiyah, Shaikh Muhammad bin Saalih Al-‘Uthaymeen mengingatkan soal membaca Alquran dengan suara keras. Jangan sampai ada yang merasa terganggu karena kerasnya suara saat membaca firman Allah SWT tersebut.
Membaca Alquran dengan suara keras juga patut dipertimbangkan ulang, jika ada sekelompok orang yang merasa tidak nyaman. Jangan sampai ayat Alquran yang mengajak kebaikan justru menyakiti atau mengganggu aktivitas orang lain yang sedang ibadah, istirahat, atau melakukan kegiatan lain.
Setelah lingkungan sekitar, fokus dan kenyamanan pembaca Alquran menjadi pertimbangan selanjutnya. Jika merasa lebih mudah konsentrasi dengan suara pelan maka bisa dilakukan dengan cara tersebut, demikian juga sebaliknya. (dtk)
Editor: Syarif