bakabar.com, MARABAHAN – Kurang lebih dua tahun dibina, 15 sekolah model di Barito Kuala memamerkan sejumlah pencapaian dalam Gebyar Sekolah Model Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Marabahan, Rabu (30/10).
Sekolah-sekolah tersebut adalah SDN Anjir Muara Lama, SDN Tabing Rimbah 2, SDN Sungai Pantai 2, SDN Sidorejo 1, SDN Handil Bakti, SDN Marabahan 3 dan SDN Sidomulyo 1.
Kemudian SMPN 1 Anjir Pasar, SMPN 2 Anjir Pasar, SMPN 1 Wanaraya, SMPN 4 Belawang, SMPN 3 Marabahan, SMAN 1 Anjir Muara, SMAN 1 Marabahan dan SMKN 1 Marabahan.
Selain memamerkan beberapa prestasi melalui trofi dan medali, stand semua sekolah diisi berbagai buah tangan siswa maupun kerajinan setempat
Tidak ketinggalan beragam kostum yang dikenakan selama parade di hadapan Bupati Hj Noormiliyani AS dan pejabat instansi terkait.
Sekolah model sendiri berbasis standar nasional pendidikan yang mencakup kompetensi lulusan, proses, isi, penilaian, penelitian tindakan kelas, pengelolaan, pembiayaan dan sarana prasarana.
Berbeda dengan sekolah biasa, sekolah model ditetapkan dan dibina Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), serta dibantu fasilitator daerah. Selanjutnya semua sekolah model diharapkan berkembang mandiri.
“Harus diakui bahwa standar sarana dan prasarana sekolah di Batola masih kurang. Namun demikian, kami terus berusaha agar semua standar tersebut terpenuhi,” sahut Noormiliyani.
“Tidak hanya untuk sekolah bersangkutan, sekolah model dapat menjadi rujukan dan spirit untuk sekolah lain,” imbuhnya.
Salah satu bentuk peningkatan standar sarana dan prasarana tersebut adalah pengadaan 410 komputer dan 27 server dalam APBD 2019. Pengadaan komputer untuk semua SMP ini juga demi memperlancar proses Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
“Sebenarnya 410 komputer itu masuk anggaran 2020. Namun setelah ditimbang-timbang, pengadaan komputer harus disegerakan agar UNBK bisa digelar di sekolah sendiri,” papar Noormiliyani.
“Akhirnya kami memangkas anggaran beberapa kegiatan demi pengadaan komputer-komputer tersebut dalam APBD 2019,” tambahnya.
Kendati sudah ditambah, kebutuhan komputer masih minus 1.200 unit. Lantas agar tidak memiliki pekerjaan yang belum selesai hingga masa jabatan berakhir, Noormiliyani menjanjikan 600 komputer setiap tahun hingga 2022.
“Memang masa jabatan saya tinggal tiga tahun. Namun saya ingin persoalan komputer selesai dalam dua tahun saja. Saya berharap DPRD Batola tak mencoret anggaran pengadaan 600 komputer dalam APBD 2020,” tegas Noormiliyani.
Selain sarana dan prasarana, tujuh standar nasional pendidikan lain diyakini sudah dapat dipenuhi, terutama standar proses, isi, penilaian dan kelulusan.
“Memang dari delapan standar nasional pendidikan, kami lebih menekankan proses, isi, penilaian dan kelulusan,” timpal H Sumarji, Kepala Dinas Pendidikan Batola.
Hasilnya Batola berhasil menempati peringkat ketiga nilai rata-rata UNBK SMP 2019 di Kalimantan Selatan. Dengan nilai rata-rata 51,05, Batola hanya kalah dari Banjarbaru dan Banjarmasin.
Namun kalau hanya memperhitungkan rata-rata kabupaten di Kalsel, Batola menempati peringkat teratas mengungguli Tanah Laut dan Hulu Sungai Utara di jajaran tiga besar.
“Pencapaian tersebut patut diapresiasi, karena nilai kejujuran UNBK jauh lebih tinggi. Kedepan kami berharap jumlah sekolah model di Batola bertambah,” pungkas Sumarji.
Baca Juga:Menu Jejangkit Dominasi Festival Pangan Lokal dan Ikan Batola
Baca Juga:Formasi Guru Dominasi Seleksi CPNS Batola
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Syarif