Menurut David Kristanto dalam studinya, narsistik adalah gambaran orang yang mencintai dirinya sendiri. Namun bila berlebihan dan bersifat mengganggu orang lain maupun diri sendiri maka dianggap penyimpangan atau yang lebih buruk, gangguan kepribadian.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri seorang narsistik:
Punya Pandangan berlebihan Soal Achievement
Seorang yang memiliki kepribadian narsistik juga kerap memiliki pandangan berlebih soal pencapaian-pencapaiannya.
Menurut Davison, orang memiliki pandangan berlebihan tentang keunikan dan kemampuan mereka cenderung menginginkan perhatian dan pemujaan berlebihan yang hampir tanpa henti. Mereka percaya bahwa dirinya hanya dapat dipahami oleh orang-orang khusus atau memiliki status tinggi.
Sombong dan Cenderung Arogan
Sifat yang selalu berputar pada pengakuan orang lain ini juga memicu sifat lain seperti arogan dan sombong.
Berdasarkan kajian Gardner dan Pierce , narsistik adalah sifat sombong seseorang yang senang membandingkan dirinya dengan orang lain. menganggap bahwa dirinya lebih hebat dan lebih istimewa dari orang lain.
Self Concerned
Karena kebutuhannya akan validasi orang lain, dalam sebuah hubungan seorang yang narsistik juga cenderung akan melukai orang lain dalam hubungan interpersonal.
Menurut Santrock, narsistik adalah pendekatan terhadap orang lain yang berpusat pada diri sendiri (self-centered) dan memikirkan diri sendiri (self-concerned).
Pelaku narsisme juga sangat berpusat pada dirinya, selalu menekankan bahwa dirinya sempurna, serta memandang keinginan dan harapannya adalah hal terpenting