Hot Borneo

Megaproyek Kereta Api Kalsel Belok ke Jorong: Tak Mudah Mengintegrasikan KEK

apahabar.com, BANJARMASIN – Usul mengubah rute pada megaproyek kereta api Kalimantan Selatan (Kalsel) berembus dari Senayan,…

Featured-Image
Pemerintah bakal memanfaatkan kereta api rute Tanjung sebagai sarana angkutan sawit dan batu bara. Foto ilustrasi: Sumsel Update

bakabar.com, BANJARMASIN – Usul mengubah rute pada megaproyek kereta api Kalimantan Selatan (Kalsel) berembus dari Senayan, sebutan gedung DPR RI.

Sesuai rencana awal, sedianya pemerintah bakal membangun rel sepanjang puluhan kilometer dari Tanjung menuju Banjarmasin. Namun setelah studi kelayakannya selesai, ide untuk mengalihkan rute ke Jorong, Kabupaten Tanah Laut mencuat.

“Usulan ke Kemenhub, rutenya ke Jorong,” ungkap Syaifullah Tamliha, anggota DPR RI kepada bakabar.com, belum lama tadi.

Peralihan rute tentu saja berkelindan dengan rencana pemerintah menjadikan Jorong sebagai kawasan ekonomi khusus atau KEK.

Ya, KEK Jorong sudah menjadi satu dari 18 megaproyek pengerek ekonomi andalan Presiden Joko Widodo.

Secara geografis, letak Jorong juga lebih strategis. Sebab, pada posisi yang lebih dekat dengan jalur perdagangan internasional.

Soal kereta api, pemerintah sendiri bakal memproyeksikannya sebagai sarana angkutan hasil kebun dan tambang.

“Tapi, bukan tak mungkin ke depan juga menjadi sarana angkutan penumpang,” kata legislator asal Kalsel ini.

Tak hanya distribusi, juga menguntungkan dari sisi industri. Sebab, Jorong diproyeksi sebagai zona khusus mengolah bahan mentah menjadi siap pakai.

Setelah siap pakai, melalui Jorong, batu bara dan sawit yang selama ini menjadi komoditas andalan Kalsel bisa langsung ekspor.

Kendati begitu, bukan perkara mudah mengintegrasikan megaproyek kereta api Kalsel dengan KEK Jorong.

Tamliha menyebut studi kelayakan untuk megaproyek rel kereta api bernilai triliunan ini telah selesai.

“Investornya dari Rusia,” papar politikus PPP ini.

Beda halnya dengan KEK Jorong. Direncanakan sejak 2007, progres megaproyek satu ini masih saja stagnan.

Teranyar, pemerintah kembali mengganti pengelola. Praktis, target tahun ini diperkirakan hanya berkutat pada pengurusan izin pengelolaan kawasan.

“Aktivitas kawasan baru setelahnya,” ujar Kepala Dinas Ketenagakerjaan Tanah Laut, Masturi, dihubungi secara terpisah pada Selasa sore (27/9).

Tak hanya itu, pemerintah juga masih akan menggodok ulang masterplan KEK Jorong.

“Yang lama akan di-review ulang dengan luasan 958 ha dari potensi kawasan peruntukan industri seluas 6.370 ha,” pungkasnya.

Menunggu Lampu Hijau

Pemerintah Provinsi Kalsel masih menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan mengenai rencana membangun rel kereta api.

“Tunggu ACC dari kementerian,” ujar Kepala Bappeda Kalsel, Ariadi via seluler.

Namun Ariadi belum mendengar adanya rencana peralihan rute dari Banjarmasin menuju Jorong.

Ia bilang rutenya akan tetap sama. Mencakup Tanjung hingga Banjarmasin. Dengan ditunjang keberadaan sejumlah stasiun.

Mulai dari stasiun Murung Pudak, Tanta dan Batumandi, kemudian Muara Gambah, Barabai dan Pandanu di Hulu Sungai Tengah (HST).

Selanjutnya di Hulu Sungai Selatan (HSS) ada stasiun Kandangan dan Sungai Raya.

“Kalau di Kabupaten Tapin, ada stasiun Rantau, Pulau Pinang dan Pasar Lama,” ujarnya.

Lalu, stasiun Bawahan Selan, Martapura dan Gambut di Kabupaten Banjar. Sementara di Banjarbaru ada stasiun Syamsudin Noor.

“Terakhir, di Banjarmasin dengan stasiun Trisakti,” imbunya Ariadi. (Hasan/Ali Chandra)

Komentar
Banner
Banner