Kalsel

Mau Dibawa ke Sambang Lihum, ‘Sultan’ Kalteng Ngebut di Tanjung-Balangan

apahabar.com, PARINGIN – Bertolak dari Palangka Raya, Ricky yang enggan disopiri ngotot mengambil alih kemudi Mitsubishi…

Featured-Image
Sepanjang perjalanan dari Kapuas, Ricky terus ngotot untuk mengambil alih kemudi Triton hingga akhirnya diberhentikan petugas kepolisian di Paringin. apahabar.com/Hendri

Dari Kalimantan Tengah, ia mengambil rute Palangka Raya-Tanjung. Jika diuangkan, nilai emas ini mencapai Rp700 juta dengan estimasi Rp700 ribu per gramnya.

Lantas, dari mana emas sebanyak itu? Kurang lebih sepekan melakukan penelusuran, bakabar.com berhasil berkomunikasi dengan Arifa Aisyah, adik kandung Ricky. Arifa saat ini berdomisili di Tanjung, Kabupaten Tabalong. Sebelum tiba di Amuntai, Ricky sempat menghubunginya pada Selasa 31 Agustus.

“Saat itu suaranya terdengar ketakutan, bilangnya mau ke Tanjung dari Tamiang Layang, ada urusan mendesak dan minta jemput,” ujar Arifa kepada media ini.

Arifa lantas meminta Ricky untuk menunggunya di Simpang Tiga Kelua, perbatasan Kalteng-Kalsel. Namun ditunggu hingga pukul 22.00, Ricky tak kunjung muncul. Nomor teleponnya sudah tak aktif lagi.

Sementara, warga di Langgar Darul Muttaqin, Amuntai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Utara dikejutkan oleh kedatangan seorang pria. Mulanya, warga melihat mobil dobel kabin berplat KH melewati langgar. Mendengar anak anak melantunkan maulid Habsyi, Mitsubishi Triton itu meluncur mundur.

Mengenakan serban putih sebagai penutup wajah, pria ini turun dari mobilnya dan menghampiri anak-anak. Sejurus itu, ia menyelipkan beberapa butir emas ke balik kitab di atas salah satu meja rehal. Anak-anak pun berhamburan mengambilinya. Terhitung, ada 19,67 gram yang dibagi-bagikannya. Esok harinya, mereka menjualnya senilai Rp13,8 juta. Uang itu, kata Imis, salah seorang pengelola musala, akan digunakan untuk perlengkapan anak-anak bermaulid habsyi.

"Bila ada orang datang, biasanya memberi makanan saja," ujar Imis, malam itu. Selain emas, ada belasan batu putih dibagikan. Namun saat dicek, batu itu bukan intan atau permata.

Nah, belakangan diketahui, pria misterius itu adalah Ricky.

Arifa sendiri tak tahu kejadian di Amuntai itu. Sampai menjelang tengah malam, ia menerima telepon dari kakak keduanya yang berdomisili di Asam-Asam, Tanah Laut. Dia mengaku baru saja berkomunikasi dengan Ricky, kakak pertamanya itu.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:

HALAMAN
123


Komentar
Banner
Banner