bakabar.com, JAKARTA - Terbongkarnya skandal pengaturan skor atau match fixing di Liga 2 bisa menurunkan kepercayaan publik terhadap sepak bola Indonesia. Demikian disampaikan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Padahal, Erick menerima laporan terkait kemajuan peningkatan Liga 1 2023/2024 yang mengalami peningkatan.
Namun, ia justru meragukan apakah masyarakat percaya dengan hasil dari semua pertandingan yang berlangsung karena adanya skandal match fixing tersebut.
"Tadi saya mendapatkan laporan siaran liga 1 mengalami peningkatan yang luar biasa, tapi saya malah bercanda apakah penonton mempercayai hasilnya?," ucap Erick usai menghadiri Press Conference FIFA Piala Dunia U-17 di Jakarta, Selasa (3/10).
Baca Juga: Erick Gagas Satgas Mafia Bola, tapi Lupakan Martapura FC
Secara garis luas Erick menilai akibat skandal match fixing yang terungkap telah mengurangi tingkat kepercayaan publik dengan pertandingan di Liga 1 maupun Liga 2.
Tapi, Erick tak ingin berspekulasi terlalu dalam dan memberikan dukungannya untuk mengungkap segala kasus pengaturan skor Liga 2 yang dilakukan tim Satgas Antimafia Bola Polri.
"Pihak kepolisian sudah menetapkan tersangka, kita tinggal tunggu saja dan saya mendorong penuh," ujar Erick Thohir.
Mantan Presiden Inter Milan itu juga menjelaskan sikap Satgas Mafia Bola Independen yang telah dibentuk agar mendukung penuh perkembangan kasus pengaturan skor (match fixing) di Liga 2.
Baca Juga: Faktor Independensi, Alasan Najwa Shihab Gabung Satgas Mafia Bola
"Karena itu satgas yang dilakukan oleh pejabat dan tokoh publik seperti pak ara (Maruarar Sirait), ibu Najwa (Shihab), dan pak Akmal (Marhali) kita sangat mendorong kasus tersebut," ungkap Erick.
Sebelumnya Satgas Antimafia Bola Polri telah mengumumkan dan menetapkan enam tersangka kasus pengaturan skor di Liga 2, beberapa waktu lalu.
Banyak beredar di media sosial bahwa klub x dan y yang dibeberkan tim Satgas Antimafia Bola Polri adalah pertandingan antara PSS Sleman vs Madura United yang terjadi pada babak 8 besar Liga 2 pada 2018.