DPRD Kalsel

Masuk Telinga Dewan Kalsel, Stok Es Pelabuhan Perikanan Batulicin Kurang

apahabar.com, BANJARMASIN – Tak hanya pasokan BBM jenis solar, nelayan di Pelabuhan Perikanan Batulicin, Kabupaten Tanah…

Featured-Image
Selain bbm berupa solar, Pelabuhan Perikanan Batulicin, Tanah Bumbu juga kekurangan stok es batu balok. Foto-Istimewa.

bakabar.com, BANJARMASIN – Tak hanya pasokan BBM jenis solar, nelayan di Pelabuhan Perikanan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu pun mengeluhkan ketersediaan stok es.

Keluhan itu sampai ke telingan anggota Komisi II DPRD Kalsel, Muhammad Yani Helmi.

Nelayan mengaku, stok es batu balok penting untuk menjaga hasil tangkapan ikan mereka setelah melaut.

“Yang kami lihat tadi, bahwa di Pelabuhan Perikanan Batulicin (PPB) juga hampir 80 persen kekurangan es batu, ini jadi perhatian serius. Mengingat sektor perikanan juga merupakan salah satu ekonomi di Kalsel,” ungkap pria yang akrab di sapa Paman Yani saat inspeksi ke PP Batulicin, Senin (4/1) siang.

Politisi Partai Golkar dapil Tanah Bumbu dan Kotabaru itu mengatakan akan membantu ketersediaan es batu balok di sana.

Paman Yani juga menekankan agar petugas Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) milik Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) di Batulicin, Tanah Bumbu itu, dapat bekerja dengan optimal kedepan mengatasi masalah itu.

“Melihat hal ini, kami selaku di komisi II DPRD Kalsel akan membantu secara maksimal untuk pelabuhan. Bahkan, kedepan bisa menjadi pelabuhan terbesar di Kalimantan Selatan,” paparnya.

Plt Kepala PP Batulicin, Akhmad Syarwani mengakui, stok es batu balok sebagai bahan untuk mempertahankan kualitas ikan di pelabuhan tersebut sangat dirasakan kurang oleh nelayan.

“Apabila pendapatan ikan melimpah di pelabuhan ini, untuk pengiriman ke Pontianak ke Sampit, pulangnya mereka balik membawa es dari provinsi tetangga,” bebernya.

Ia membeberkan, dari puluhan ton ikan yang didapat nelayan, Pelabuhan Perikanan Batulicin hanya mendapatkan ketersediaan es balok sekitar 6 ton perhari.

Sementara untuk menutupi kekurangan tersebut nelayan dan pekerja buruh terpaksa harus mencari ke luar pelabuhan.

“Serta yang jadi catatan penting kami, kebutuhan es sebagai salah satu bahan untuk mempertahankan kualitas ikan itu masih sangat kurang. 6 ton dari kapasitas 10 ton, di mana 4 ton sisanya dari nelayan, baik pendistribusian dan pengangkutan terpaksa harus mencari diluar dari pelabuhan,” tuturnya.

“Kami selaku UPTD milik Dislutkan Kalsel, sangat mengapresiasi sekali dengan adanya kedatang atau sidak yang dilakukan oleh paman Yani selaku anggota Komisi II DPRD Kalsel. Sehingga, dengan adanya sidak tersebut bisa melihat secara langsung kondisi kami di Pelabuhan Perikanan Batulicin,” pungkasnya.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Kalsel, Syarwani pun menyampaikan, setidaknya dengan inspeksi mendadak ini dapat mengetahui fasilitas mana yang bisa menjadi skala prioritas untuk dimaksimalkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan bagi Pelabuhan Perikanan Batulicin kedepan.(*)



Komentar
Banner
Banner