Tak Berkategori

Masjid Noor (1), Saksi Bisu Dua Peristiwa Kelam

apahabar.com, BANJARMASIN – Masyarakat kota Banjarmasin yang lalu-lalang di kawasan Pasar Sudimampir, pasti tahu dengan masjid…

Featured-Image
Masjid Noor di Jalan Pangeran Hidayatullah, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin. Foto-AHC12

bakabar.com, BANJARMASIN – Masyarakat kota Banjarmasin yang lalu-lalang di kawasan Pasar Sudimampir, pasti tahu dengan masjid yang satu ini. Pasalnya, bangunan ini terletak tepat di sebelah kanan Jalan Pangeran Hidayatullah, Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah.

Saat berkunjung ke Masjid Noor, bakabar.com bertemu dengan salah satu pengurusnya, Ahmad Yani. Dia membeberkan sedikit riwayat masjid tersebut.

Menurut Ahmad yani, sebelum tahun 1950 di tempat ini sudah ada tempat ibadah. Namun saat itu masih berbentuk musalla.

"Musallanya bernama An Nur," ujarnya.

Seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan penduduk masyarakat di sekitarnya, sambung Ahmad yani, musalla tersebut kemudian peningkatan "status". Yakni dari yang semula hanya musalla, menjadi masjid yang diberi nama "Noor". Bentuk bangunan pun berubah menjadi lebih besar.

"Sempat terjadi 3 kali renovasi hingga menjadi seperti yang sekarang," ujar Ahmad yani.

Tidak ada yang begitu istimewa jika dilihat dari bangunannya. Sisi menariknya, masjid yang berada di tengah pasar adalah satu bangunan yang menjadi saksi bisu dalam dua peristiwa kelam dalam sejarah di Banjarmasin.

Dua peristiwa tersebut adalah Pemberontakan G30S PKI dan Kerusuhan massal saat masa kampanye partai politik di 23 Mei 1997, atau yang biasa disebut "Jumat Kelabu" oleh masyarakat kota Banjarmasin.

Konon, di masjid inilah titik awal luka sejarah "Jumat Kelabu". Yakni, ketika masyarakat muslim sedang menjalan ibadah shalat Jumat di sana terusik dengan arak-arakan kampanye. Kejadian itu berbuntut dengan pertumpahan darah yang memakan korban tak terhitung banyaknya.

Kembali ke Masjid Noor, dari jauh bangunan ini tampak layaknya bangunan biasanya. Jika dilihat tampak dekat, terlihat kubah besar berwarna emas dan 2 buah menara kecil.

Memasuki ke dalam bangunan masjid, terlihat kemegahan interior dinding menggunakan keramik berwarna abu-abu dan karpet berwarna merah. Terlihat juga beberapa pilar sebagai pondasi utama masjid.

Masjid yang memiliki 2 lantai ini diperkirakan mampu menampung jemaah sekitar 1000 orang.

Di masjid ini digelar banyak kegiatan. Terlebih di hari-hari Ramadan.

"Bulan Ramadan seperti ini, setiap tahunnya Masjid Noor mengadakan kegiatan tadarus Alquran, buka puasa bersama, pengajian, serta kajian-kajian sunah," terang Ahmad Yani.

Sedangkan menjelang Idul Fitri, lanjutnya, pengurus masjid menerima pengumpulan zakat fitrah yang akan dibagikan kepada masyarakat di kawasan Masjid Noor.

Baca Juga: Sambut Ramadan; Marbut Masjid Raya Sabilal Muhtadin Dituntut Bekerja Ekstra

Baca Juga: Pengajian Ramadan Bersama Guru Zuhdi, Cara Masuk Surga Lebih Cepat dari Bidadari

Baca Juga: Berziarah ke Marabahan, Napak Tilas Kunjungan Abah Guru "Mengambil" Tarekat

Baca Juga: Cerita Mufty dari Italia: Puasa 18 Jam di Musim Panas

Reporter: AHC12
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner