Bisnis

Pelaku Usaha Mikro Lebih Nyaman Berjualan Konvensional di Tengah Ekosistem Digitalisasi UMKM

Pemerintah gencar menggenjot porsi UMKM agar masuk ke ekosistem digitalisasi UMKM. Namun, masih ada pelaku usaha mikro yang masih berjualan konvenvensional.

Featured-Image
Pemilik Toko Doa Mama Syafrijal. (Sumber foto: Thomas)

bakabar.com, JAKARTA – Pemerintah tengah gencar menggenjot porsi UMKM agar masuk ke ekosistem digitalisasi UMKM. Sehingga memungkinkan UMKM dapat melakukan pemasaran dan penjualan secara online. Meski begitu, masih ada segelintir pelaku usaha mikro yang masih melanggangengkan praktik berjualan konvensional

Pemilik Toko Doa Mama, Syafrijal mengungkapkan kalau selama 8 tahun berjualan celana dan jaket jeans, dirinya sama sekali belum pernah berjualan secara online.

“Kita tidak mau mending mangkal begini saja dan kalau saya maupun sebenarnya bisa saja,” ucapnya kepada apahabar di Toko Doa Mama Pesanggarahan Jakarta Selatan, Rabu (26/10).

Menurutnya penjualan secara offline ini lebih baik karena akan lebih membuat konsumen puas ketika belanja. Hal itu karena pembeli dapat melihat dan merasakan langsung kualitas dari produk yang ingin dibeli.

Baca Juga: Maksimalkan Penjualan, UMKM Perlu Manfaatkan Platform Digital

Selain itu untuk melakukan pendaftaran online rasanya masih cukup rumit sehingga offline tetap masih menjadi pilihan sampai saat ini.

“Lebih ribet lah pokoknya dari mulai pendaftaran dan kita pun jualan tidak boleh yang rumit,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan jika dibandingkan sebelum pandemi, maka keadaan sekarang tidak lebih baik dari saat masih terjadinya pandemi.

Adapun produk yang dijualnya di antaranya celana dan jaket dari bahan denim dengan harga yang relatif terjangkau dengan tidak lebih dari Rp100 ribu.

“Sebelum Covid-19 itu boleh dikatakan dalam sehari total transaksi bisa mencapai Rp1 juta sampai Rp1,5 juta namun sekarang bisa dapet Rp500 ribu sehari saja susah,” pungkasnya.

Baca Juga: Dorong UMKM Naikkan Omset, Pahami Langkah Membuat Website dan Marketing

Kendala dalam menembus penjualan online juga dialami oleh pemilik jajanan kue serabi Maesaroh. Namun kali ini masalahnya terdapat ketidaktahuan dirinya untuk melakukan pendaftaran.

“Saya tidak bisa mendaftarkan lewat handphone karena tidak paham saja kalau online,” imbuhnya.

Maesaroh melihat walau sepertinya berjualan secara online bisa membuat usahanya jauh lebih ramai, namun dirinya merasa untuk menggunakannya sedikit ribet.

Ibu yang baru membuka usahanya selama 1 bulan ini tetap bersyukur walaupun saat ini pendapatannya dari berjualan tergolong kecil. Dalam 1 bulan ini untung bersih yang bisa didapatkan sebesar Rp500.000.

“Niatnya ada mau jualan online tapi memang belum mulai karena belum paham daftarnya,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner