Ramadan 2023

Makam 'Bhuju Lemos' Jadi Tempat Tadarus Al-Qur'an Selama Ramadan

Demi menyempurnakan ibadah puasa selama bulan Ramadhan, terdapat beberapa amalan yang bisa dilakukan umat muslim.

Featured-Image
Warga saat melakukan tadarus al-qur'an di makam bhuju' lemos, Sabtu (25/3) malam. (Foto : apahabar.com/Fauzi)

bakabar.com, JAKARTA - Demi menyempurnakan ibadah puasa selama bulan Ramadan, terdapat beberapa amalan yang bisa dilakukan umat Muslim. Salah satu amalan yang populer adalah tadarus Al-Quran.

Tadarus Al-Quran bukanlah sesuatu yang baru dilakukan umat islam pada bulan yang penuh berkah ini. Hal itu karena membaca Alquran memiliki sejumlah keutamaan dan merupakan ibadah yang dianjurkan.

Sejumlah lokasi kerap dijadikan tempat untuk tadarus, seperti masjid, musala, dan di rumah. Berbeda dari biasanya, warga Dusun Sumber Sere Daya, Desa Tagangser Daya, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Madura justru melakukan tadarus Al-Qur'an di makam.

Makam Bhuju' Lemos, namanya. Lokasinya berada di wilayah Dusun Sumber Sere Daya yang memang selalu ramai di momen Ramadan saja.

Baca Juga: Marak Aksi Tawuran Saat Ramadan, Polres Bogor Gelar Patroli Setiap Malam

Misnadi, warga setempat membenarkan jika tadarus Al-Qur'an hanya dilakukan saat bulan ramadan. Kegiatan itu sudah berlangsung setiap tahun. Selain diikuti oleh kaum laki-laki, ada juga ibu-ibu serta anak-anak yang ikut melaksanakan tadarus tersebut. 

"Inisiatif melakukan tadarus Al-Qur'an di makam Bhuju' Lemos, mulanya karena warga berkeinginan untuk menghormati jasa-jasa beliau (Bhuju'Lemos). Kegiatan itu sudah berjalan kurang lebih 5 tahun," ujarnya kepada bakabar.com pada Sabtu (25/3)

Konon Bhuju' Lemos memiliki sejumlah kisah yang menarik. Diceritakan, salah satu jasa-jasanya adalah sebagai penyebar islam di wilayah tersebut. Tak hanya itu, Bhuju' Lemos juga dikenal dengan kebaikannya.

Baca Juga: Car Free Day Tetap Digelar Selama Ramadan

"Selain mensyiarkan islam beliau juga dikenal dengan kebaikannya. Cerita orang-orang terdahulu disini, selalu memberikan air minum kepada orang yang dalam perjalanan atau musafir dan alat yang digunakan berupa gentong. Dari situ kemudian warga berinisiatif juga untuk menaruh gentong disini untuk dijadikan sebagai simbol," ucapnya.

Keunikan lain terang Misnadi, Buju' Lemos diceritakan pernah menggoreng jagung di simpuannya tanpa menggunakan bara api. "Tapi anehnya jagung itu bisa masak dan dimakan," tuturnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner