Perubahan Iklim

Majelis Hukama Muslimin Indonesia: Suara Ulama untuk Perubahan Iklim Dunia

Majelis Hukama Muslimin Indonesia selaku pemuka agama, akui punya kontribusi penting dalam masalah perubahan iklim.

Featured-Image
Konferensi Tingkat Asia Tenggara Agama dan Perubahan Iklim CORECS 2023, dalam rangka kegiatan COP 28, yang diselenggarakan di Ritz Carlton Jakarta pada (4/10/2023). Foto: apahabar/Fikma

bakabar.com, JAKARTA - Masalah perubahan iklim harus jadi isu bersama, termasuk para pemuka agama.

Majelis Hukama Muslimin Indonesia (MHM) selaku pemuka agama, akui pentingnya kontribusi ulama untuk menjaga perubahan iklim agar tak semakin memburuk. 

Kegelisahan tersebut disampaikan melalui Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara 2023 di The Ritz Carlton Kuningan, pada Rabu (4/10). Sebagai bentuk kepedulian para pemuka agama terhadap isu pemanasan global yang sedang terjadi saat ini.

Konferensi ini dihadiri oleh 150 perwakilan berbagai agama dari sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara. Konferensi ini secara khusus mengangkat tema 'Agama dan Perubahan Iklim' dan membahas peran agama dalam menghadapi dampak negatif tersebut.

"Hukum menyangkut kewajiban memelihara lingkungan itu sudah jelas dan tidak perlu memerlukan fatwa lagi, hanya perlu penyebar luasan informasi tersebut," ungkap pendiri Majelis Hukama Muslimin Indonesia, M Quraish Shihab pada awak media, Rabu (4/10).

Pemuka agama memiliki peran non-formal dalam penyebaran informasi mengenai isu krisis iklim ini. Sebab, banyak masyarakat dipercaya lebih tunduk terhadap pemuka agama dibanding pemerintah.

Baca Juga: Efek Perubahan Iklim, 8 Hewan Terancam Punah di Tahun 2023

Umat beragama juga diingatkan, sudah sepatutnya memaknai menjaga lingkungan sebagai kewajiban utama. Dan bukan hanya sekedar aksesoris kehidupan.

"Menjaga lingkungan merupakan suatu pondasi dari suatu agama, sehingga perlu kebersamaan dalam menjaganya," ujar TGB Muhammad Zainul Majdi, selaku Anggota Komite Eksekutif MHM.

MHM Indonesia terus membangun komunikasi dengan para otoritas pemangku kebijakan, seperti Presiden dan Wakil Presiden serta Kementerian terkait, demi memastikan Indonesia bisa menjadi negara yang tetap memiliki daya dukung lingkungan yang kuat.

Peresmian Konferensi Tingkat Asia Tenggara CORECS 2023 dan COP 28 oleh Majelis Hukama Muslimin (MHM) di Ritz Carlton pada Rabu (4/10/2023). Foto: apahabar/Fikma
Peresmian Konferensi Tingkat Asia Tenggara CORECS 2023 dan COP 28 oleh Majelis Hukama Muslimin (MHM) di Ritz Carlton pada Rabu (4/10/2023). Foto: apahabar/Fikma

"Karena Indonesia Emas itu membutuhkan Indonesia yang kuat, yang tidak hancur lingkungannya karena eksploitasi yang tidak bertanggung jawab," kata TGB Muhammad Zainul Majdi.

Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara 2023 dilaksanakan dalam rangka menuju Conference of the Parties 28 (COP28) yang akan diselenggarakan di Abu Dhabi pada 6 - 7 November mendatang.

Acara pertemuan para pemuka agama ini juga dihadiri oleh Sekjen MHM Konselor Mohamed Abdelsalam, pendiri sekaligus anggota MHM Muhammad Quraish Shihab, Wakil Menteri Agama RI Saiful Rahmat Dasuki dan sejumlah perwakilan duta besar serta pemuka agama lainnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner