Hewan Terancam Punah

Efek Perubahan Iklim, 8 Hewan Terancam Punah di Tahun 2023

Perubahan iklim tidak hanya dirasakan manusia dan lingkungan. Hal ini juga berdampak pada hewan dan ekosistemnya terancam punah.

Featured-Image
Hewan-hewan yang terancam punah akibat perubahan iklim. Foto: kolase

bakabar.com, JAKARTA - Perubahan iklim tidak hanya dirasakan manusia dan lingkungan. Hal ini juga berdampak pada hewan dan ekosistemnya terancam punah.

Melansir IUCN, saat ini perubahan iklim berdampak setidaknya pada 10,967 spesies hewan di dunia dan menyebabkan kepunahan pada ekosistemnya. Seperti pada Bramble Cay Melomy, mamalia mungil ini adalah hewan pertama yang dinyatakan musnah pada 2014.

Perubahan suhu, penebangan dan pembakaran hutan, serta perluasan lahan menyebabkan efek buruk tak hanya pada lingkungan dan manusia, namun juga terhadap hewan dan ekosistemnya.

Daniel Pincheira-Donoso, seorang dosen dan ahli biologi di Queen's University, Belfast mengatakan, jika dievaluasi dengan cara standar, sekitar 28% kehidupan di bumi terancam punah.

Melansir International Union for Conservation of Nature (IUCN), berikut hewan dengan kategori red-flag atau terancam punah karena perubahan iklim.

1. Penyu Sisik (Hawksbill Turtle)

Hawksbill Turtle atau penyu sisik yang terancam punah. Foto: World Wildlife Fund
Hawksbill Turtle atau penyu sisik yang terancam punah. Foto: World Wildlife Fund

Penyu sisik adalah salah satu dari tujuh penyu laut, ditemukan di perairan tropis dan subtropis dekar pantai Samudra Atlantik, Hindia dan Pasific.

Menurut World Wildlife Fund Inc. (WWF), saat ini terdapat antara 20,000 hingga 23,000 penyu di alam bebas. Dan dinyatakan sebagai salah satu hewan yang terancam punah.

Dalam 30 tahun terakhir, populasinya di seluruh dunia mengalami penurunan hingga 80%, disebabkan oleh faktor eksternal seperti penangkapan dalam jaring ikan, kerusakan terumbu karang, perdagangan ilegal dan laiinya.

2. Orang Utan Sumatera

Saat ini, sebagain besar orang utan tinggal di hutan hujan tropis di Sumatera Utara, dan populasi mereka terancam perdagangan hewan ilegal. Saat ini tercatat orang utan Sumatera hanya berjumlah 14,000 di alam liar.

Kebakaran dan konversi hutan menjadi penyebab meningkatnya kepunahan mamalia asal Sumatera ini. Selain itu perdagangan hewan peliharaan ilegal juga kerap terjadi pada hewan karnivora satu ini.

3. Pesut Mahakam

Irrawaddy Dolphin atau pesut mahakan terancam punah di Kalimantan. Foto: World Wildlife Fund
Irrawaddy Dolphin atau pesut mahakan terancam punah di Kalimantan. Foto: World Wildlife Fund

Irrawaddy Dolphin atau kerap dikenal sebagai Pesut Mahakam adalah mamalia asal Kalimantan Timur. Walau terlihat mirip dengan lumba-lumba, hewan satu ini tidak memiliki tubuh ramping, namun memiliki moncong tumbul dan dahi membulat.

Makhluk laut ini dapat berkembang biak di habitat air asin dan tawar. Namun hewan ini terancam punah karena perubahan iklim serta penangkapan ilegal yang dilakukan menggunakan listrik, yang mengancam seluruh hewan di air termasuk pesut mahakam.

Saat ini diketahui populasi hewan ini tersisa 80 ekor saja, dan masuk dalam kategori hewan yang membutuhkan perhatian.

4. Gajah Afrika

Gajah Afrika, hidup jauh di dalam hutan lembab di Afrika Barat dan Tengah. Hewan ini memiliki sifat pemalu, sehingga sulit untuk menghitung populasi yang tepat saat ini. Namun WWF memperkirakan populasinya menurun 62% dari 2002 hingga 2011.

Perburuan liar, perubahan iklim serta hilangnya habibat alami, menjadi faktor yang menyebabkan hewan mamalia ini terancam punah.

5. Badak Hitam

Terdapat sekitar 5,630 badak di alam liar setelah 2% selamat dari perburuan liar antara tahun 1960 dan 1995. Sejak 1990an, badak ini meningkat berkat konservasi badak di Afrika.

Ancaman terbesar terhadap populasi ini adalah perburuan cula. Dalam 10 tahun terakhir,  10,000 badak hitam dibunuh untuk memasok perdagangan cula badak ilegal.

6. Harimau Sunda

Harimau Sunda yang terancam punah. Foto: CNN
Harimau Sunda yang terancam punah. Foto: CNN

Harimau ini merupakan subspesies harimau terkecil di dunia. Diperkirakan terdapat 600 ekor yang tersisa di alam liar dan hanya ditemukan di Sumatera.

WWF menunjukkan bahwa peningkatan populasi manusia menjadi salah satu penyebab harimau ini punah. Perluasan lahan untuk tempat tinggal manusia dan perburuan liar membuat harimau ini makin kehabisan lahan tinggal.

7. Macan Tutul Amur

Kucing besar yang paling langka di dunia, dengan hanya tersisa 100 ekor di alam liar. Populasinya ditemukan di wilayah kecil di timur Rusia dan timur laut Tiongkok.

Dengan populasi yang sedikit, Rusia dan Tiongkok telah melindungi wilayah yang dihuni kucing-kucing tersebut untuk mendukung pertumbuhannya, sementara WWF melindungi mereka dari perburuan liar. 

8. Badak Jawa

Javan Rhinos atau Badak Jawa terancam punah. Foto: oneearth
Javan Rhinos atau Badak Jawa terancam punah. Foto: oneearth

Saat ini populasi badak jawa hanya sekitar 60 ekor, dan hanya ditemukan di pulau Jawa.

Taman Nasional Ujung Kulon, sebuah situs warisan dunia adalah tempat perlindungan terakhir badak Jawa. Namun kawasan ini terkena dampak invasi Arenga Palm, yang menyebabkan berkurangnya habitat dan makanan mereka.

Populasi ini sangat rentan terhadap kepunahan, seperti bencana alam, penyakit dan perburuan liar.

Ancaman punah terhadap delapan hewan tersebut harus jadi perhatian semua kalangan. Bukan hanya organisasi lingkungan dan pecinta hewan, tapi juga pemerintah dan masyarakat.

Sudah saatnya sebagai manusia dengan ilmu dan akal, melindungi hewan-hewan tersebut dari kepunahan. Mengurangi perburuan liar, pembakaran dan penebangan hutan secara terus menerus demi keberlangsungan hidup bersama.

Editor


Komentar
Banner
Banner