News

Luapan Kekesalan Presiden Joko Widodo, Ketika Pensil Pun Masih Impor

apahabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo tampak begitu kesal dalam pengarahan Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia,…

Featured-Image
Bangga Buatan Indonesia, Presiden Joko Widodo menginstruksikan pembentukan tim khusus pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo tampak begitu kesal dalam pengarahan Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Jumat (25/3).

Faktanya sejumlah barang yang digunakan sejumlah kementerian, lembaga hingga pemerintah daerah masih diimpor.

Kekesalan pertama diarahkan kepada impor seragam, sepatu tentara dan polisi. Kemudian tempat tidur di rumah sakit dan alat kesehatan.

Berkaitan dengan impor alat kesehatan dan tempat tidur rumah sakit, kejengkelan langsung diarahkan kepada Menteri Kesehatan.

“Padahal produksi alat kesehatan dan tempat tidur untuk rumah sakit sudah tersedia di Yogyakarta, Bekasi dan Tangerang, tapi masih impor. Mau saya umumkan kalau saya jengkel?” papar Presiden seperti dilansir CNN.

Presiden juga menyoroti impor alat pertanian. Kegeraman ini sudah terjadi, ketika Jokowi melakukan penanaman jagung di Atambua, Kamis (24/3).

Dalam kesempatan itu, Presiden mendapati traktor yang sebenarnya tidak berteknologi tinggi, tapi dibeli dari luar negeri.

“Alat mesin pertanian seperti traktor tak berteknologi tinggi saja impor. Jengkel saya,” tegas Presiden.

“Saya semakin heran karena pensil, kertas, pulpen, bangku, kursi dan laptop saja harus impor. Terkadang saya berpikir jangan-jangan kita tidak kerja detail, sehingga tak tahu barang yang dibeli itu impor,” imbuhnya.

Sebagai tindak lanjut, Presiden mengharapkan agar setiap daerah membentuk tim khusus untuk pelaksanaan penggunaan produk dalam negeri.

“Saya menginstruksikan setiap kementerian dan kepala daerah untuk menyisihkan 40 persen anggaran guna membelanjakan produk-produk buatan dalam negeri. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi 1,5 hingga 1,7 persen,” tandasnya.



Komentar
Banner
Banner