Kalteng

Lokalisasi Merong Gulung Tikar, Ini yang Diungkapkan Jiin

apahabar.com, MUARA TEWEH – Wacana Indonesia bebas prostitusi tahun 2019 oleh Pemerintah Indonesia sangat berdampak bagi…

Featured-Image
Salah satu wisma dilokalisasi yang mau dijual oleh pengelolaannya. Foto-apahabar.com/Rivan

bakabar.com, MUARA TEWEH – Wacana Indonesia bebas prostitusi tahun 2019 oleh Pemerintah Indonesia sangat berdampak bagi praktik bisnis esek-esek di Tanah Air, tak terkecuali di Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.

Merong, lokalisasi ternama di Muara Teweh kini sepi pengunjung. Jika pun ada, mereka hanya datang untuk melihat-lihat, minum-minum sebentar, dan pulang. Begitu kata Ketua RT 31 Kelurahan Melayu, Jiin (53) kepadabakabar.com, Jumat (2/8).

Saat ini, sambung Jiin, masih ada sekitar 80 orang dari 15 buah wisma. Wanita penghibur itu terdiri dari berbagai macam daerah, baik lokalan Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, hingga dari Manado.

Kesepian pengunjung ini menurut Jiin sudah berjalan 6 bulan.

img

Ketua Rt 31 Kelurahan Melayu Kecamatan Teweh Tengah, Jiin. Foto-bakabar.com/Rivan

"Biasanya (dulu) selepas pukul 19.00 WIB, lokasi esek-esek sudah ramai oleh suara musik karaoke oleh pengunjung," kata Jiin.

Namun, sambungnya, sejak wacana bebas prostitusi membuat pengelola enggan mencari wanita penghibur dari luar daerah.

"Kini para pengelola wisma sudah menawarkan tempatnya untuk dijual," beber Jiin.

Mel (nama samaran), salah seorang wanita penghibur di Lokalisasi itu mengeluhkan sepinya pengunjung.

"Kalau bulan-bulan sebelumnya, dalam satu malam mendapatkan tamu 3 sampai 5 orang permalam. Sekarang lebih banyak gigit jari. Pasalnya paling dalam satu malam hanya dapat 1 sampai 2 orang pelanggan (saja)," ungkap wanita berumur 20 tahunan itu.

Untuk short time, lanjutnya, dihargai Rp300 ribu. Sedangkan long time sesuai dengan kesepakatan. Pendapatan itu tentu saja dipotong sewa kamar.

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Melalui Dinas Sosial setempat mendata penghuni Lembah Duren dan sudah mengajukan rancangan Peraturan Daerah untuk penertiban lokasi prostitusi Merong yang berjarak hanya 3,5 Km dari Kota Muara Teweh. Raperda tersebut sudah disusun untuk biaya pemulangan para wanita penghibur ini sampai ke daerah masing-masing.

Baca Juga:Tak Cuma Salon Nakal, Satpol PP Targetkan Pembatuan Bebas Lokalisasi..!!

Baca Juga:Bilik Cinta di Sungai Bagau: Memori Indah Dari Sebuah Lokalisasi

Reporter: AHC17Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner