bakabar.com, JAKARTA – Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia mengungkapkan rendahnya literasi digital masyarakat berpengaruh besar menjadi penghambat arus digitalisasi UMKM di Indonesia.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal menyebut dalam kondisi tersebut, pemerintah perlu melakukan pendampingan dan pembekalan kepada pelaku UMKM. Hal tersebut penting untuk meningkatkan literasi digital masyarakat.
"Butuh ada suatu pembekalan, perlu ada peningkatan ketika mereka masuk ke dalam platform e-commerce," kata Faisal kepada bakabar.com.
Baca Juga: UMKM Menempati Posisi Terbawah dalam Piramida Literasi Keuangan
Pemahaman literasi digital, kata Faisal, dapat membantu UMKM khususnya untuk skala mikro dapat bersaing pada pasar yang lebih luas. Pasalnya, jumlah UMKM yang terhubung platform digital sudah semakin banyak.
Pembekalan yang paling dibutuhkan di antaranya teknik cara mempresentasikan atau memasarkan produk UMKM dalam platform digital.
Selain itu, metode atau cara berkomunikasi dengan pelanggan juga tidak kalah penting untuk dilakukan.
“Banyak hal teknis tersebut yang dibutuhkan UMKM terlebihnya pada platform digital,” kata Faisal.
Baca Juga: Menteri Teten Sebut 20,5 Juta UMKM Sudah Masuk ke Ekosistem Digital
Karena itu, pendampingan terhadap pelaku UMKM kepada penjual produk selain makanan juga harus melek digital. Sebab, hal itu dapat meningkatkan kemampuan pelaku UMKM agar lebih kompetitif di pasar yang lebih luas yakni platform digital.
“Terutama untuk UMKM yang produknya memiliki potensi untuk di ekspor,” tutur Faisal.
UMKM tersebut harus mengejar penggunaan platform digital agar lebih dikenal banyak orang. Hal itu perlu dilakukan agar pelaku UMKM mampu menjangkau pasar ekspor.
“Untuk bisa mereka penjualan yang lebih luas, maka dari sisi pendampingan masih dibutuhkan,” pungkasnya.